Manado, BeritaManado.com — Stigma negatif yang tersemat bagi warga Kampung Ketang Baru dan Ternate Baru terus menuai simpati publik.
Kali ini datang dari akademisi sekaligus Antropolog Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Drs Mahyudin Damis MHum, melalui BeritaManado.com, dirinya meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Manado dalam hal ini Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan untuk bisa memulihkan kepercayaan publik terhadap warga disana.
“Tunaikan janji untuk segera melakukan rapid test dan swab test/pcr di kedua kelurahan tersebut. Sebab, sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan dilaksanakannya. Jika itu segera dilaksanakan maka stigma atau label yang sempat disematkan ke warga di kelurahan Ketang Baru sebagai kelurahan klaster perlahan akan hilang,” tegas Mahyudin Damis.
Sebab, lanjut Damis, dampak ekonomi akibat stigma atau label klaster yang sempat ada itu, tak cukup hanya dengan pernyataan Kadis bahwa harus ada prosedur yang harus dilalui sehingga satu komunitas atau kelurahan bisa masuk kategori klaster.
“Fakta dimana produk-produk makanan dan minuman yang diproduksi warga (emak-emak), plus pekerja warga Ketang Baru saat ini ditolak dan pekerja disuruh istirahat sementara karena mereka takut terjadi penularan COVID-19. Oleh karena itu agar segera ditindaklanjuti prosedur itu,” ujar Damis.
Ditambahkannya, jika memang ada gejala ya ditindaklanjuti juga agar mereka bebas dari COVID-19.
“Ketika mereka sembuh atau memang tidak terdapat gejala COVID-19 maka langganan warga bisa beli kembali jualan mereka, dan para pekerja pun akan diterima kembali oleh majikannya. Dengan demikian, ekonomi di kelurahan tersebut kembali normal,” tutupnya.
(AnggawiryaMega)