Walikota, Hanny Sondakh menilai, sosok Sinyo Harry Sarundajang (SHS) patut dicontoh dan sangat tepat untuk model masyarakat Indonesia yang majemuk. Menurutnya, apa yang dilakukan SHS selama menjabat gubernur merupakan kenyataan, bukan wacana dan cita-cita.
“SHS adalah pemimpin yang bersedia berkorban demi kebahagiaan orang lain, lebih mengutamakan kepentingan orang banyak ketimbang diri sendiri dan itu telah ditunjukkan,” kata Sondakh.
Selain itu, menurutnya, SHS selalu memancarkan energi positif, visioner dan konsisten dalam menjalani kehidupan yang terus berubah dan berkembang. Kesuksesan dalam mengelola masyarakat majemuk patut dijadikan pelajaran berharga untuk mengembangkan pola kepemimpinan daerah yang signifikan ke depan, ujarnya.
“Semoga SHS dapat menjadi teladan bagi para pemuka dan pemimpin yang sedang atau akan memimpin masyarakat di Indonesia,” katanya yang turut diamini Wakil Walikota, Max Lomban dan Sekkot, Edison Humiang.
Sementara itu, Lomban menilai SHS mampu mengatur masyarakat majemuk dalam kepemimpinan yang diembannya. Apalagi semua mengetahui dalam situasi masyarakat yang sedang mengalami euphoria demokrasi seperti sekarang ini sungguh sesuatu yang tidak mudah mengelolah masyarakat yang baraneka ragam.
“Demokrasi seringkali dimaknai sebagai hegemoni mayoritas atas minoritas,” kata Lomban.
Tidak jarang, menurut Lomban demokrasi sekadar dimaknai sebagai unjuk kekuatan dangan melakukan mobilisasi massa agar tujuan dan keinginan elit masyarakat tercapai. Karena itu dalam iklim demokrasi semacam itu seringkali yang terjadi adalah tumbuh dan berkembangnya realitas konflik di masyarakat.
“Bahkan tidak jarang pemimpin justru menjadi bagian dari konflik di masyarakat tersebut, tapi sosok SHS mampu menjaga keseimbangan itu di Sulut,” katanya.(*)