Airmadidi, BeritaManado.com – Komisi 4 DPRD Sulut mengunjungi sejumlah daerah di Kabupaten Minahasa Utara, Selasa (5/3/2019).
Kunjungan ini memenuhi permintaan masyarakat terkait adanya dugaan pencemaran air sungai sejumlah daerah di Kabupaten Minahasa Utara, akibat adanya aktifitas pertambangan dari PT. Meares Soputan Mining (MSM) dan PT. Tambang Tondano Nusajaya (TTN).
Ketua Komisi 4 James Karinda dalam dialog bersama pihak PT. MSM dan PT. TTN mempertanyakan kebenaran dari aspirasi maryarakat ini terkait adanya limbah air panas.
“Kunjungan kami ini merupakan hasil serapan dari aspirasi masyarakat yang berkembang di media dan menjadi informasi karena masalah lingkungan hidup bersangkutan dengan lingkup Komisi 4,” ujar Caleg DPR-RI dari Partai Demokrat yang dalam kunjungan ini didampingi Wakil Ketua Inggried Sondakh, Sekretaris Fanny Legoh, anggota Muslimah Mongilong, Herry Tombeng, Nori Supit dan Siska Mangindaan.
Pihak PT. MSM dan PT. TTN secara panjang lebar mengurai alur pembuangan air panas yang disebut-sebut masyarakat telah mencemarkan sungai, intinya mereka menyampaikan bahwa hal tersebut adalah murni proses yang disebabkan alam.
“Bahkan sumber sumber air panas itu sudah ada sejak dulu yang menurut para ahli bisa saja berasal dari gunung dua saudara bahkan ada yang memgatakan sumbernya dari gunung Klabat,” jelas pihak PT. MSM dan PT. TTN dikutip James Karinda.
Pernyataan pihak PT. MSM dan PT. TTN diperkuat Kadis Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara Marlyn Gumalag, berdasarkan kajian yang dilakukan bahwa memang tidak ada pencemaran yang dilakukan PT. MSM dan PT. TTN.
“Air panas yang di buang melalui sungai oleh PT MSM masih sesuai dengan uji baku mutu dimana suhunya mencapai 24 derajat celcius suhunya sama seperti hangatnya air hujan,” tutur Gumalag.
Menanggapi pemaparan pihak PT. MSM dan PT. TTN serta Kadis Lingkungan Hidup, Komisi 4 tetap bersikukuh agar manajemen PT. MSM dan PT. TTN serta Dinas Lingkungan Hidup harus terus melakukan kajian untuk meminimalisir keluhan warga.
“Apalagi keluhan ini terkait air bersih di beberapa kampung di lingkar tambang, dalam waktu satu sampai dua minggu harus diketahui hasilnya,” pungkas Karinda.
(FerryTumimomor)