Manado – Pemerintah dan DPRD berencana melakukan perubahan ke 3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Utara.
Anggota DPRD Sulut, Ir. Julius Jems Tuuk, mengusulkan kepada pemerintah melalui Bappeda juga merancang tata ruang pertahanan mengacu bahwa Sulawesi Utara memiliki daerah perbatasan.
“Membuat tata ruang pertahanan melibatkan TNI, Bakamla, kepolisian dan sejumlah stake holder pertahanan keamanan lainnya,” tutur Jems Tuuk kepada BeritaManado.com di DPRD Sulut, Senin (1/10/2018).
Lanjut Jems Tuuk, bicara tata ruang tak sekedar pertambangan, pertanian, perkebunan dan lainnya, karena Sulut berada di bibir Pacific berbatasan dengan negara luar dan rentan penyusupan.
“Merancang tata ruang pertahanan, misalnya, memastikan pulau-pulau terluar terjaga,” tandas Jems Tuuk.
Menurut Jems Tuuk, membangun tata ruang pertahanan harus meninggalkan ego sektoral alias kompak. Mengantisipasi kekurangan kebijakan terjadi kekosongan, prosedur tidak efektif, mengantisipasi arus masuk orang-orang yang bermasalah dengan ideologi bangsa.
“Perspektif budaya dari sisi pertahanan, tentara dan sipil meningkatkan pelestarian budaya dalam rangka cinta tanah air, atau bahasa lain pertahanan keamanan semesta,” pungkas Jems Tuuk.
(JerryPalohoon)
Manado – Pemerintah dan DPRD berencana melakukan perubahan ke 3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Utara.
Anggota DPRD Sulut, Ir. Julius Jems Tuuk, mengusulkan kepada pemerintah melalui Bappeda juga merancang tata ruang pertahanan mengacu bahwa Sulawesi Utara memiliki daerah perbatasan.
“Membuat tata ruang pertahanan melibatkan TNI, Bakamla, kepolisian dan sejumlah stake holder pertahanan keamanan lainnya,” tutur Jems Tuuk kepada BeritaManado.com di DPRD Sulut, Senin (1/10/2018).
Lanjut Jems Tuuk, bicara tata ruang tak sekedar pertambangan, pertanian, perkebunan dan lainnya, karena Sulut berada di bibir Pacific berbatasan dengan negara luar dan rentan penyusupan.
“Merancang tata ruang pertahanan, misalnya, memastikan pulau-pulau terluar terjaga,” tandas Jems Tuuk.
Menurut Jems Tuuk, membangun tata ruang pertahanan harus meninggalkan ego sektoral alias kompak. Mengantisipasi kekurangan kebijakan terjadi kekosongan, prosedur tidak efektif, mengantisipasi arus masuk orang-orang yang bermasalah dengan ideologi bangsa.
“Perspektif budaya dari sisi pertahanan, tentara dan sipil meningkatkan pelestarian budaya dalam rangka cinta tanah air, atau bahasa lain pertahanan keamanan semesta,” pungkas Jems Tuuk.
(JerryPalohoon)