Belang, BeritaManado.com – Proyek pembangunan saluran sepanjang ruas jalan Kecamatan Ratahan dan Belang menuai kritikan dari masyarakat setempat karena diduga tak sesuai spesifikasi dan standar yang ada.
Menurut seorang warga bernama Polce Lontaan, material yang digunakan dalam proyek tersebut tak sesuai dengan standar material pembangunan dari Kementerian yakni Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN).
“Pemandangan tak sedap ini saya lihat saat melintasi wilayah tersebut. Ternyata material seperti batu yang bakal digunakan untuk membuat saluran air (drainase) disepanjang ruas jalan Ratahan-Belang, bukan batu yang sesuai standar yang layaknya dipakai diproyek-proyek besar lainnya,” ungkapnya.
Menurutnya, sangat disayangkan jika proyek besar yang rutenya dari Pesisir DAS Tondano, Langowan, Noongan, Ratahan, hingga berujung ke Tababo Kecamatan Belang Minahasa Tenggara (Mitra) tak sesuai standar ini justru seakan tak diperhatikan pihak pemegang proyek, yakni Dinas PU Provinsi dan Balai Jalan.
“Sebagai pengguna jalan berharap pemerintah provinsi bisa meninjau kembali, mungkin ada kesalahan yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pemegang penyalur proyek ini,” beber Lontaan .
Sebagai masyarakat dirinya berharap pihak pemerintah bisa memberikan pembangunan yang kualitas dan tidak terkesan asal-asalan.
Lanjut ditambahkan warga lainnya Vidi Ngantung, masalah infrastruktur jalan dan sarana penunjang seperti (drainase) ini, jika hanya dibuat secara asal-asalan akan merugikan masyarakat setempat yang nantinya akan menikmati fasilitas pemerintah tersebut.
“Bila seperti ini maka setalah pembangunan selesai, beberapa bulan ke depan pasti akan terlihat kerusakannya karena standar kualitas material yang digunakan tak sesuai. Didapati batu-batu tersebut kelihatan keropos dan penuh dengan lumpur. Ini patut dipertanyakan seberapa lama fasilitas ini bisa bertahan,” tandas Ngantung.
Dirinya mengharapkan agar pihak pemerintah dapat segera menindaklanjuti hal ini sebelum terlambat dan merugikan negara.
“Ini harus ditindaklanjuti pemerintah, bila perlu datang dan cek sendiri kebenarannya, apakah informasi ini bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya atau tidak,” pungkas Ngantung.
(jenlywenur)