Konsultasi PKB Sinode GMIM di Gereja Bukit Moria Tikala Baru Wilayah Manado Timur IV
Manado – Rapat Konsultasi Tahunan Pria Kaum Bapa (PKB) Sinode GMIM yang dilangsungkan di Wilayah Manado Timur IV Bukit Moria Tikala Baru, Manado Jumat (2/9/2017) yang dipimpin Penatua Steva Liow berlangsung menarik.
Pasalnya, usai diawali dengan Ibadah, Rapat Konsultasi tersebut langsung membahas permasalahan mengenai Alkitab Perjanjian Baru berbahasa Manado yang menjadi kontroversi dikalangan masyarakat Kota Manado khususnya.
Salah seorang peserta mempertanyakan masalah ini pada konsultasi PKB dan berharap dalam konsultasi ini dapat menemui solusi terhadap salah paham jemaat terkait Alkitab Bahasa Manado yang telah menjadi viral baik di media sosial maupun di media-media lainnya.
“Saya harap, kita (PKB) juga harus mengcounter di media massa untuk informasi-informasi yang tidak baik sehingga Alkitab Perjanjian Baru berbahasa Manado dapat dipakai di jemaat. Saya juga meminta penjelasan dari bagian infokom untuk dapat menjelaskan (masalah) ini,” ujar Pak Jemmy salah seorang peserta konsultasi PKB GMIM.
Sementara itu ditempat yang sama, tim penyusun Alkitab Perjanjian Baru berbahasa Manado menjelaskan bahwa tujuan penyusunan Alkitab berbahasa Manado ini pada intinya supaya jemaat lebih mengerti Injil, Mengerti Yesus Kristus, apa yang Yesus Kristus inginkan dalam kehidupan jemaat sehari-hari.
“Karena itu kami tawarkan yang berminat silahkan dan yang belum berminat tidak apa-apa,” ujar Pdt, Lynda Goliot, S.Th, ditemani Pdt, Yanti Karundeng, S.Th sebagai tim penyusun Alkitab berbahasa Manado.
Seperti diketahui penerjemahan Alkitab Bahasa Manado terus menuai polemik di masyarakat. Sejak diluncurkan pada 4 Agustus 2017 lalu, penggunaan bahasa Manado dalam Alkitab yang diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) tersebut ramai dibicarakan terlebih tentang iblis yang diartikan dalam bahasa Manado menjadi “setang pe bos”. (rizath polii)
Konsultasi PKB Sinode GMIM di Gereja Bukit Moria Tikala Baru Wilayah Manado Timur IV
Manado – Rapat Konsultasi Tahunan Pria Kaum Bapa (PKB) Sinode GMIM yang dilangsungkan di Wilayah Manado Timur IV Bukit Moria Tikala Baru, Manado Jumat (2/9/2017) yang dipimpin Penatua Steva Liow berlangsung menarik.
Pasalnya, usai diawali dengan Ibadah, Rapat Konsultasi tersebut langsung membahas permasalahan mengenai Alkitab Perjanjian Baru berbahasa Manado yang menjadi kontroversi dikalangan masyarakat Kota Manado khususnya.
Salah seorang peserta mempertanyakan masalah ini pada konsultasi PKB dan berharap dalam konsultasi ini dapat menemui solusi terhadap salah paham jemaat terkait Alkitab Bahasa Manado yang telah menjadi viral baik di media sosial maupun di media-media lainnya.
“Saya harap, kita (PKB) juga harus mengcounter di media massa untuk informasi-informasi yang tidak baik sehingga Alkitab Perjanjian Baru berbahasa Manado dapat dipakai di jemaat. Saya juga meminta penjelasan dari bagian infokom untuk dapat menjelaskan (masalah) ini,” ujar Pak Jemmy salah seorang peserta konsultasi PKB GMIM.
Sementara itu ditempat yang sama, tim penyusun Alkitab Perjanjian Baru berbahasa Manado menjelaskan bahwa tujuan penyusunan Alkitab berbahasa Manado ini pada intinya supaya jemaat lebih mengerti Injil, Mengerti Yesus Kristus, apa yang Yesus Kristus inginkan dalam kehidupan jemaat sehari-hari.
“Karena itu kami tawarkan yang berminat silahkan dan yang belum berminat tidak apa-apa,” ujar Pdt, Lynda Goliot, S.Th, ditemani Pdt, Yanti Karundeng, S.Th sebagai tim penyusun Alkitab berbahasa Manado.
Seperti diketahui penerjemahan Alkitab Bahasa Manado terus menuai polemik di masyarakat. Sejak diluncurkan pada 4 Agustus 2017 lalu, penggunaan bahasa Manado dalam Alkitab yang diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) tersebut ramai dibicarakan terlebih tentang iblis yang diartikan dalam bahasa Manado menjadi “setang pe bos”. (rizath polii)