Manado – Sesuai pembentukan awal Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) merupakan sebuah wadah berhimpun generasi muda dalam membentuk karakter kebangsaan
dan nasionalisme.
Dalam rilis yang dikirim Hery Anwar dan Jefry Alibasya kepada BeritaManado.com, dijelaskan KNPI sebagai wadah perjuangan memiliki peran penting dalam mengawal pembangunan daerah maupun Indonesia secara utuh tanpa melihat Suku Agama dan Ras (SARA) sesuai apa yang tertuang dalam UUD 1945 dan yang nilai-nilai Pancasila.
Fakta ini menjadi tonggak sejarah dibentukanya KNPI oleh para founding fathers. Namun sayangnya kondisi dan semangat pembentukan KNPI, hari ini
dicederai oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab yang ada di Kota Manado. Karena sangat bertentangan dengan predikat yang disandang Sulut sebagai
barometer kerukunan di Indonesia yang menghargai kemajemukan atas Suku, Agama dan Ras (SARA).
Ironinya, kepengurusan KNPI Manado 2013-2016 dibawa kendali Jeferson Petonengan SH MH, kali ini tidak mampu menjalankan amanah dasar pembentukan KNPI dan mencederai semangat nasionalisme itu. Karena masih melihat SARA sebagai jurang pemisah bagi kaum muda di Manado dalam berekspresi.
Itu bisa dilihat dari hasil rapat tim formatur yang digelar di Hotel Sedona, Jumat (3/5) lalu. Dimana formatur menolak pemuda Islam menjabat sebagai Sekretaris Umum KNPI Kota Manado 2013-2016. Padahal berdasarkan komitmen dalam Musda KNPI lalu, dimana Jeferson Petonengan SH MH terpilih sebagai Ketua KNPI berkat dukungan penuh dari seluruh Organisasi Kepemudaan Islam (OKPI).
Saat itu, Jeferson bersama tim dibawa kendali Jackson Kumaat (Jacko) sebagai Ketua DPD 1 KNPI Sulut berkomitmen untuk menyandingkan pemuda muslim yakni Rahman Ismal SH sebagai Sekretaris Umum (Sekum) KNPI namun komitmen tersebut dilangkahi dengan alasan SARA yang disampaikan oleh Jackson Kumaat dan Jeferson Petonengan atas perintah Walikota Manado. Pelak saja hal itu mengundang reaksi dari OKPI se-Sulut dengan memberikan 9 butir pernyataan sikap yang satu diantaranya mendesak DPP KNPI memecat Jackson Kumaat.
“Catat, ini merupakan bentuk pelecehan terhadap umat dan mencoreng citra serta semangat kebersamaan pemuda yang ada di Manado,” terang Muzayyin Habibie tokoh pemuda Muhammadiyah Sulut, mewakili OKPI. (aha)