Oleh: Mark Louis Wantania/Koordinator Indopolling Network Provinsi Sulawesi Utara (Lembaga Survey Nasional yang resmi dan terdaftar di KPU RI)
Dinamika Pemilu 2014 sangatlah seru untuk diamati. Dinamika yang terjadi tensinnya naik turun dan belakangan tensinya condong naik bak puzzle serta catur.
Jeda waktu antara penetapan rekapitulasi nasional dan juga pendaftaran pasangan calon presiden dan wakilnya adalah jeda waktu yang menarik serta menaikan adrenalin para peminat dan pengamat politik bahkkan juga pelaku. Hiruk pikuk yang menarik adalah pergeseran kerjasama PDI Perjuangan dengan Partai Gerindra sejak 2009 yang akhir-akhir ini mencapai titik klimaks dimana pada awalnya oleh “pembisik” Prabowo Subianto hendak digeser dalam issue di dzolimi hingga bergeser pada issue kepemimpinan bangsa pada ranah pilih Jokowi atau prabowo.
Selain itu jejaring politik Prabowo yang tadinya berada di tengah sekarang mulai terlihat terdapat lokalisir jejaring dan bloking area sehingga munculah gerakan “neo politik aliran”.
Di sisi lain poros Aburizal Bakrie (ARB) terus mencari pendampingnya meskipun dalam himpitan dinamika internalnya, namun disisi lain sepertinya senyap namun dengan cukup strategisnya pemenang kovensi kemana mau berlabuh, Partai Demokrat diam-diam menghanyutkan, dapat diasumsikan akan membuat poros dengan mengusung Capres dengan kekuatan sebagai pimpinan setgab maupun incumben dan/atau menduetkannya dengan ARB.
Sedangkan PDI Perjuangan dan Partai Nasdem jalan terus dengan kerjasama yang dibangunnya sedari sambil jalan dengan Partai Kebangkitan Bangsa yang membawa penasaran publik mengenai pasangan calon Jokowi.
Titik klimaks akan terjawab ketika penetapan rekapitulasi nasional, partai-partai telah mempunyai format koalisi atau kerjasama, yang kemungkinan secara asumtif ada 3 format yaitu (1) PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB (2) Partai Gerindra, PKS, PAN (3) Partai Golkar, PD. Sedangkan partai-partai lain sedang berdinamika kemana mau bermuara, serunya gymnastik politik pemilu 2014 ini menjadi totonan dan pengamatan yang menarik bagi pemerhati, pengamat, praktisi. (*)
Oleh: Mark Louis Wantania/Koordinator Indopolling Network Provinsi Sulawesi Utara (Lembaga Survey Nasional yang resmi dan terdaftar di KPU RI)
Dinamika Pemilu 2014 sangatlah seru untuk diamati. Dinamika yang terjadi tensinnya naik turun dan belakangan tensinya condong naik bak puzzle serta catur.
Jeda waktu antara penetapan rekapitulasi nasional dan juga pendaftaran pasangan calon presiden dan wakilnya adalah jeda waktu yang menarik serta menaikan adrenalin para peminat dan pengamat politik bahkkan juga pelaku. Hiruk pikuk yang menarik adalah pergeseran kerjasama PDI Perjuangan dengan Partai Gerindra sejak 2009 yang akhir-akhir ini mencapai titik klimaks dimana pada awalnya oleh “pembisik” Prabowo Subianto hendak digeser dalam issue di dzolimi hingga bergeser pada issue kepemimpinan bangsa pada ranah pilih Jokowi atau prabowo.
Selain itu jejaring politik Prabowo yang tadinya berada di tengah sekarang mulai terlihat terdapat lokalisir jejaring dan bloking area sehingga munculah gerakan “neo politik aliran”.
Di sisi lain poros Aburizal Bakrie (ARB) terus mencari pendampingnya meskipun dalam himpitan dinamika internalnya, namun disisi lain sepertinya senyap namun dengan cukup strategisnya pemenang kovensi kemana mau berlabuh, Partai Demokrat diam-diam menghanyutkan, dapat diasumsikan akan membuat poros dengan mengusung Capres dengan kekuatan sebagai pimpinan setgab maupun incumben dan/atau menduetkannya dengan ARB.
Sedangkan PDI Perjuangan dan Partai Nasdem jalan terus dengan kerjasama yang dibangunnya sedari sambil jalan dengan Partai Kebangkitan Bangsa yang membawa penasaran publik mengenai pasangan calon Jokowi.
Titik klimaks akan terjawab ketika penetapan rekapitulasi nasional, partai-partai telah mempunyai format koalisi atau kerjasama, yang kemungkinan secara asumtif ada 3 format yaitu (1) PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB (2) Partai Gerindra, PKS, PAN (3) Partai Golkar, PD. Sedangkan partai-partai lain sedang berdinamika kemana mau bermuara, serunya gymnastik politik pemilu 2014 ini menjadi totonan dan pengamatan yang menarik bagi pemerhati, pengamat, praktisi. (*)