Bitung – Pertemua yang dilakukan perwakilan ratusan karyawan PT Delta Pasific Indotuna dengan Pemkot Bitung dianggap belum menjawab tuntutan para karyawan, Kamis (12/07/2018).
Menurut Ketua DPC Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kota Bitung, Rocky Oroh, pertemuan yang dihadiri Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemkot Bitung, Wens Luntungan dan Asisten Satu serta perwakilan Polres Bitung, hanya meminta para pekerja menunggu hingga minggu depan.
“Pemkot akan memfasilitasi untuk bertemu dengan direksi PT Delta hari Senin atau Selasa depan,” kata Rocky saat dihubungi Beritamanado.com.
Menurutnya, jawaban Pemkot itu kurang memuaskan dan tak menjawab tuntutan ratusan karyawan yang menginginkan segera bisa bekerja melakukan produksi di PT Delta.
“Kami sempat meminta agar karyawan yakni bagian pengepakan diijinkan kembali bekerja, tapi tak ada jaminan,” katanya.
Untuk itu kata dia, ratusan pekerja PT Delta sudah sepakat untuk kembali menggelar aksi di depan Kantor Wali Kota hingga keiinginan mereka kembali bekerja direalisasikan.
“Jika perlu kami akan mendirikan tenda dan tidur di depan Kantor Wali Kota seperti yang terjadi di pintu masuk PT Delta hingga perusahaan berhenti beroperasi,” katanya.
Rocky juga mengatakan, PT Delta dipaksa tutup oleh segelintir preman dan mirisnya Pemkot terkesan takut dan tunduk terhadap aksi preman itu.
“Ini nyata-nyata sudah merugikan investasi tapi hanya didiamkan, Pemkot harus bertanggung jawab atas penutupan PT Delta,” katanya.
Ia menilai, keputusan direksi PT Delta menghentikan operasi dikarenakan dua hal. Pertama, kata dia, akibat adanya pemblokiran dari sekelompok orang yang mengatasnamakan karyawan yang diPHK.
“Kedua, tidak ada jaminan keamanan investasi dari Pemkot Bitung, terbukti dengan ulah pemblokiran pintu perusahaan yang tak kunjung bisa diatasi,” katanya.
(abinenobm)
Bitung – Pertemua yang dilakukan perwakilan ratusan karyawan PT Delta Pasific Indotuna dengan Pemkot Bitung dianggap belum menjawab tuntutan para karyawan, Kamis (12/07/2018).
Menurut Ketua DPC Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kota Bitung, Rocky Oroh, pertemuan yang dihadiri Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemkot Bitung, Wens Luntungan dan Asisten Satu serta perwakilan Polres Bitung, hanya meminta para pekerja menunggu hingga minggu depan.
“Pemkot akan memfasilitasi untuk bertemu dengan direksi PT Delta hari Senin atau Selasa depan,” kata Rocky saat dihubungi Beritamanado.com.
Menurutnya, jawaban Pemkot itu kurang memuaskan dan tak menjawab tuntutan ratusan karyawan yang menginginkan segera bisa bekerja melakukan produksi di PT Delta.
“Kami sempat meminta agar karyawan yakni bagian pengepakan diijinkan kembali bekerja, tapi tak ada jaminan,” katanya.
Untuk itu kata dia, ratusan pekerja PT Delta sudah sepakat untuk kembali menggelar aksi di depan Kantor Wali Kota hingga keiinginan mereka kembali bekerja direalisasikan.
“Jika perlu kami akan mendirikan tenda dan tidur di depan Kantor Wali Kota seperti yang terjadi di pintu masuk PT Delta hingga perusahaan berhenti beroperasi,” katanya.
Rocky juga mengatakan, PT Delta dipaksa tutup oleh segelintir preman dan mirisnya Pemkot terkesan takut dan tunduk terhadap aksi preman itu.
“Ini nyata-nyata sudah merugikan investasi tapi hanya didiamkan, Pemkot harus bertanggung jawab atas penutupan PT Delta,” katanya.
Ia menilai, keputusan direksi PT Delta menghentikan operasi dikarenakan dua hal. Pertama, kata dia, akibat adanya pemblokiran dari sekelompok orang yang mengatasnamakan karyawan yang diPHK.
“Kedua, tidak ada jaminan keamanan investasi dari Pemkot Bitung, terbukti dengan ulah pemblokiran pintu perusahaan yang tak kunjung bisa diatasi,” katanya.
(abinenobm)