Bitung, BeritaManado.com – Ancaman krisis air bersih bagi masyarakat Kota Bitung menjadi salah satu pertanyaannya dari warga dalam Debat Publik yang digelar KPU Kota Bitung, Sabtu (21/11/2020) malam.
Warga mempertanyakan soal ide atau langkah tiga Pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota terkait ancaman krisis air bersih dikaitkan dengan rusaknya sejumlah mata air akibat pembangunan jalan tol Manado-Bitung di Kota Bitung.
Proses Desalinasi
Dua Paslon, yakni Paslon nomor urut 1 Max Lomban-Martin Tumbelaka dan Paslon nomor urut 2 Victorine Lengkong-Gunawan Pontoh menawarkan program desalinasi atau proses pengolahan air laut menjadi air tawar untuk mengatasi krisis air bersih.
Menurut Max, pihaknya akan mencari solusi, pertama, lingkungan harus dijaga dan yang kedua, akan berupaya di tengah keterbatasan air bersih dengan melakukan pengolahan air pantai menjadi air minum.
“Dan yang ketiga untuk kita ketahui bahwa program kita sekarang ada yang namanya program untuk saluran primer. Saluran tersier sudah banyak yang terpasang tapi saluran primer itu yang mengantarkan air dari sumbernya ke tempat-tempat yang cukup besar itu belum terbangun. Kita akan menggunakan bibir dalam jalan tol untuk menyalurkan pipa primer tersebut untuk disalurkan ke pipa sekunder dari pipa sekunder yang sudah cukup baik akan tersalur ke pipa tersier itu tahun depan bisa running,” jelasnya.
Victorine sendiri menyampaikan, permasalahan air bersih adalah jadi permasalahan yang utama bahkan sampai sekarang masih banyak masyarakat yang membeli air.
Karena itu pihaknya menawakna program, pertama, akan bekerjasama dengan perusahaan daerah PADM untuk menunjuk orang-orang yang berkompeten agar supaya dia tahu solusi bagaimana air bersih bisa tersedia.
Karena ada informasi kata dia, ada pipa tapi air itu tidak bisa naik, itu yang menjadi keluhan masyarakat.
“Apa yang disampaikan Pak Max tadi yaitu air laut menjadi air bersih, ini ada contohnya di Provinsi Bali. Nah itu bisa kita kembangkan di sini, karena airnya juga bisa menjadikan pendapatan bagi masyarakat apabila kita jual dan jangan sampai ada program-program yang merusak mata air,” katanya.
Bendungan Kuala Girian
Sementara itu, Paslon Maurits Mantiri-Hengky Honandar sendiri menawarkan rencana pembangunan bendungan Sungai Girian yang menurutnya sudah masuk dalam rencana pembangunan nasional.
“Prinsipnya seperti ini, kami sampaikan di awal sinergitas itu penting. Bahwa kalau hanya dibebankan kepada biaya dalam percakapan kami secara pribadi tadi di Pulau Lembeh dengan Pak Olly Dondokambey terkait semua persoalan seperti ini, maka beliau sudah mengusulkan selain Bendungan Kuil, kami akan dibackup juga secara nasional dengan bendungan di Kuala Girian,” kata Maurits.
Bendungan Kuala Girian itu kata dia, sudah dimasukkan dalam perencanaan nasional karena itu pihaknya hanya mengusulkan karena sampai hari ini masih banyak lokasi tempat-tempat yang tidak bisa terlayani air bersih yangdikelola oleh PDAM.
“Oleh karena itu kewajiban kita mencari terobosan mencari inovasi. Itu yang diatur oleh Undang-undang Nomor 23 daerah diberi kesempatan untuk mencari inovasi dan terobosan bukan hanya membiarkan masalah ini terjadi selama bertahun-tahun tanpa ada jalan keluar,” katanya.
(abinenobm)