Sangihe, BeritaManado.com – African Swine Fever Virus (ASFV) atau lebih dikenal dengan Virus Babi Afrika dapat berdampak pada taraf ekonomi masyarakat khususnya peternak babi .
Pasalnya, ASFV ini belum ditemukan vaksin dan obat untuk mengobatinya, bahkan sampai mengakibatkan kematian dengan jumlah yang sangat banyak bagi babi.
Calon Medik Veteriner Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado Wilayah Kerja (Wilker) Pelabuhan Laut Tahuna Drh I Gusti Made Adnyana kepada BeritaManado.com mengatakan, untuk perekonomian khususnya para peternak babi dampak dari ASFV ini sangat besar. Karena bila sudah masuk ke Indonesia dapat membunuh babi dengan jumlah yang sangat banyak.
“Untuk Indonesia ASFV ini belum masuk. Tetapi yang pasti dari segi ekonomi ASFV ini sangat merugikan. Karena kalau sudah masuk ke Indonesia bisa membunuh populasi ternak babi. Misalnya kalau di Sangihe masuk satu virusnya bisa membunuh semua babi karena penyebaranya sangat cepat, inipun tidak ada vaksin dan obat-obatan,” ujar Adnyana.
Sementara upaya yang dilakukan pihak Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado Wilayah Kerja Wilker Pelabuhan Laut Tahuna dia menjelaskan sementara melakukan sosialisasi kepada pengguna jasa pelabuhan, bekerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi.
“Untuk sosialisasi kami menjelaskan tentang bahaya dari virus terhadap ternak, kemudian kerugian-kerugian,” jelas dia.
Dia menjelaskan, ASFV ini tidak berpengaruh dan tidak akan terjangkit bagi manusia. Hanya untuk babi saja, karena tidak bersifat zoonosis.
“Untuk penyebaran virus sendiri itu bisa secara langsung dan tidak langsung. Kalau secara langsung babinya itu bisa kontak dengan babi yang sakit. Kalau tidak langsung misalnya dari manusia terus terkontak dengan babi saat dia jalan-jalan ke ternak yang lain, untuk kesehatan manusia tidak berpengaruh karena tidak bersifat zoonosis,” bebernya.
Menurut dia, Informasi terkait ASF yang telah diterimanya, virus ini terakhir berada di Timor Leste yang sebelumnya di Filipina, saat ini sedang dilakukan yaitu cegah tangkal di Bandara terhadap turis-turis yang datang.
“Jadi semua yang berasal dari babi baik itu bawaan seperti sosis dilarang. Nah dari karantina Manado sudah mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan apakah ada yang mengandung virus tersebut,” pungkasnya.
(Christ)
Baca juga:
- Antisipasi Masuknya ASF ke Sulut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado Lakukan Ini
- Soal Demam Babi Afrika di Tomohon, Ini Tanggapan Kadis Pertanian dan Perikanan
- Virus Demam Babi Afrika Tidak Terdeteksi di Minsel
- Soal Virus ASF, ini Pernyataan Ketua Komisi II DPRD Sulut
- Mitra Masih Aman dari African Swine Fever Virus