MINSEL – Tepat di Hari Perempuan Internasional (International Woman’s Day) yang jatuh pada 8 Maret 2010 ini, Christiany Eugenia Tetty Paruntu melalui Facebook Fans Page “TETTY PARUNTU FOR MINSEL 2010 (SATU PUTARAN)” menyampaikan ucapan berbunyi,
“The era of increasing women in power has come. Amen … and God will leads my way to destiny … Selamat menyongsong HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL 8 Maret 2010. Tuhan berkati selalu.”
Fans Page calon bupati Minahasa Selatan dari Partai Golkar ini juga menampilkan satu album khusus foto pemimpin kelas dunia seperti Margareth Thatcher, Indira Gandhi, Angela Merkel, Megawati Soekarnoputri, Christina Fernandez de Kirchner, dan puluhan pemimpin perempuan lainnya.
“Peran perempuan dalam kepemimpinan politik di dunia ini tidak boleh diremehkan. Inilah perempuan-perempuan pemimpin dunia yang tercatat dalam sejarah. Mereka semuanya cantik, cerdas, tegar, dan kuat sebagai pemimpin politik. Saya mengagumi para pemimpin perempuan ini. Spirit For Better Minsel 2010-2015!”
tulis Tetty dalam album pemimpin dunia itu.
Tak berapa lama, muncul komentar menarik dari fans bernama Tonny Daniel Seik <http://www.facebook.com/profile.php?id=1198313909>, “Pertanyaannya, mampukah Anda? Mereka punya latar belakang politik yang tidak diragukan lagi. Saya tidak meremehkan, jangan salah…! Saya hanya berharap Anda bisa menyaingi mereka juga. Good Luck!”
Dan, apa jawaban Tetty Paruntu?
“For sure!!! I will be coming like them….The next leader!” tegas perempuan lulusan Ealing, Hammersmith & West London College, Inggris ini. “Do not hesitate for that! I have a good vision, wisdom, and knowledge also the mission have to be accomplised to make South of Minahasa becoming one of the best regent in the world. Success in politic is having a chance and good planning. For Better Minsel 2010-2015. God bless you,” tambah Tetty.
Memang, belakangan setelah berbagai survei internal partai maupun independen menunjukkan Tetty Paruntu leading dalam potensi elektabilitas, ada sejumlah upaya pewacanaan negatif melalui isu-isu yang bias gender. Sebut misalnya komentar-komentar atau bahkan tuduhan-tuduhan yang menyatakan bahwa Tetty Paruntu hanya bermodalkan kecantikan, perempuan belum saatnya memimpin, tidak menguasai peta politik, hanya akan jadi boneka partai Golkar, dan masih banyak lagi serangan negatif ke arah pribadinya. Bagi Tetty Paruntu yang sudah resmi akan maju bersama Sonny F. Tandayu ini, penilaian kapabilitas kepemimpinan seseorang tidak bisa dilandaskan pada penilaian atas penampilan fisik.
“Cantik atau tidak cantik, ganteng atau tidak ganteng, bagi saya itu sangat tidak relevan dalam konteks political election untuk pemilihan presiden, anggota legislatif, dan pemilihan kepala daerah,” tegas fungsionaris DPP Partai Golkar yang berlatar belakang pengusaha sukses ini.
Tetty menyatakan bahwa konteks pemilihan kepala daerah berbeda dengan reality show karena ada banyak persyaratan politik yang mesti dipenuhi oleh setiap kandidat yang ingin maju. Setiap kandidat bukan hanya bisa bermodalkan uang, popularitas, pengalaman bekerja di pemerintahan, pengalaman bisnis, atau bahkan sekadar idealisme atau gelar akademik.
“Setiap kandidat juga harus punya visi dan misi yang jelas, planning, dan strategi yang tepat. Calon juga harus memiliki leadershipyang kuat, cerdas dan tangkas dalam mengelola organisasi, smart, dan pastinya harus memiliki dukungan riil di tingkat partai maupun akar rumput,” jelas Tetty sembari mengindikasikan kesulitan sejumlah tokoh dalam mendapatkan kendaraan politik. Tetty menyebutkan bahwa perjuangannya supaya bisa ditetapkan sebagai calon perempuan dari Partai Golkar juga bukan merupakan urusan semudah membalikkan telapak tangan.
Sekalipun waktu itu dirinya sudah mengantongi rekomendasi dari DPD Golkar Minsel, namun itu tidak otomatis membuat DPP PG menetapkannya sebagai calon resmi. DPP Partai Golkar tetap menggunakan survei objektif untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas setiap bakal calon. DPP Partai Golkar juga menelisik dari semua sisi, termasuk sisi visi dan misi, persiapan dan kesiapan selama ini, bagaimana sosialisasi sudah dijalankan, bagaimana kesiapan tim-tim sukses,
serta berbagai strategi yang sudah dan akan ditempuh untuk memenangi pilkada nantinya.
“Apabila masyarakat mengikuti betul pemberitaan di media massa, di blog, di Facebook saya, ataupun melihat kondisi di lapangan, pasti akan melihat bahwa saya dan tim sukses sudah bekerja sangat keras untuk memenangkan SK DPP Partai Golkar ini. Kami ada dalam partai yang mapan dan berpengalaman, dan terorganisasi dengan baik. Jadi, selain persiapan yang cukup, kita juga butuh keterampilan berkomunikasi dan melobi dengan baik,” tukas Tetty yang sangat terinspirasi oleh peran Ibundanya Jenny J. Tumbuan sebagai politisi kawakan di Sulawesi Utara.
“Dan ingat, keberhasilan mengusung Sonny Tandayu juga memerlukan kerja keras tersendiri. Sejauh ini, saya yang perempuan ini… berhasil menjalankan semua
rencana dan strategi dengan mulus. Kami juga sangat yakin akan menang dengan meyakinkan di pilkada Minsel ini. Jadi, jangan remehkan kepemimpinan
perempuan,” tegas tetty Paruntu sembari terus mengharapkan doa dan dukungan dari segenap warga Minsel.
MINSEL – Tepat di Hari Perempuan Internasional (International Woman’s Day) yang jatuh pada 8 Maret 2010 ini, Christiany Eugenia Tetty Paruntu melalui Facebook Fans Page “TETTY PARUNTU FOR MINSEL 2010 (SATU PUTARAN)” menyampaikan ucapan berbunyi,
“The era of increasing women in power has come. Amen … and God will leads my way to destiny … Selamat menyongsong HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL 8 Maret 2010. Tuhan berkati selalu.”
Fans Page calon bupati Minahasa Selatan dari Partai Golkar ini juga menampilkan satu album khusus foto pemimpin kelas dunia seperti Margareth Thatcher, Indira Gandhi, Angela Merkel, Megawati Soekarnoputri, Christina Fernandez de Kirchner, dan puluhan pemimpin perempuan lainnya.
“Peran perempuan dalam kepemimpinan politik di dunia ini tidak boleh diremehkan. Inilah perempuan-perempuan pemimpin dunia yang tercatat dalam sejarah. Mereka semuanya cantik, cerdas, tegar, dan kuat sebagai pemimpin politik. Saya mengagumi para pemimpin perempuan ini. Spirit For Better Minsel 2010-2015!”
tulis Tetty dalam album pemimpin dunia itu.
Tak berapa lama, muncul komentar menarik dari fans bernama Tonny Daniel Seik <http://www.facebook.com/profile.php?id=1198313909>, “Pertanyaannya, mampukah Anda? Mereka punya latar belakang politik yang tidak diragukan lagi. Saya tidak meremehkan, jangan salah…! Saya hanya berharap Anda bisa menyaingi mereka juga. Good Luck!”
Dan, apa jawaban Tetty Paruntu?
“For sure!!! I will be coming like them….The next leader!” tegas perempuan lulusan Ealing, Hammersmith & West London College, Inggris ini. “Do not hesitate for that! I have a good vision, wisdom, and knowledge also the mission have to be accomplised to make South of Minahasa becoming one of the best regent in the world. Success in politic is having a chance and good planning. For Better Minsel 2010-2015. God bless you,” tambah Tetty.
Memang, belakangan setelah berbagai survei internal partai maupun independen menunjukkan Tetty Paruntu leading dalam potensi elektabilitas, ada sejumlah upaya pewacanaan negatif melalui isu-isu yang bias gender. Sebut misalnya komentar-komentar atau bahkan tuduhan-tuduhan yang menyatakan bahwa Tetty Paruntu hanya bermodalkan kecantikan, perempuan belum saatnya memimpin, tidak menguasai peta politik, hanya akan jadi boneka partai Golkar, dan masih banyak lagi serangan negatif ke arah pribadinya. Bagi Tetty Paruntu yang sudah resmi akan maju bersama Sonny F. Tandayu ini, penilaian kapabilitas kepemimpinan seseorang tidak bisa dilandaskan pada penilaian atas penampilan fisik.
“Cantik atau tidak cantik, ganteng atau tidak ganteng, bagi saya itu sangat tidak relevan dalam konteks political election untuk pemilihan presiden, anggota legislatif, dan pemilihan kepala daerah,” tegas fungsionaris DPP Partai Golkar yang berlatar belakang pengusaha sukses ini.
Tetty menyatakan bahwa konteks pemilihan kepala daerah berbeda dengan reality show karena ada banyak persyaratan politik yang mesti dipenuhi oleh setiap kandidat yang ingin maju. Setiap kandidat bukan hanya bisa bermodalkan uang, popularitas, pengalaman bekerja di pemerintahan, pengalaman bisnis, atau bahkan sekadar idealisme atau gelar akademik.
“Setiap kandidat juga harus punya visi dan misi yang jelas, planning, dan strategi yang tepat. Calon juga harus memiliki leadershipyang kuat, cerdas dan tangkas dalam mengelola organisasi, smart, dan pastinya harus memiliki dukungan riil di tingkat partai maupun akar rumput,” jelas Tetty sembari mengindikasikan kesulitan sejumlah tokoh dalam mendapatkan kendaraan politik. Tetty menyebutkan bahwa perjuangannya supaya bisa ditetapkan sebagai calon perempuan dari Partai Golkar juga bukan merupakan urusan semudah membalikkan telapak tangan.
Sekalipun waktu itu dirinya sudah mengantongi rekomendasi dari DPD Golkar Minsel, namun itu tidak otomatis membuat DPP PG menetapkannya sebagai calon resmi. DPP Partai Golkar tetap menggunakan survei objektif untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas setiap bakal calon. DPP Partai Golkar juga menelisik dari semua sisi, termasuk sisi visi dan misi, persiapan dan kesiapan selama ini, bagaimana sosialisasi sudah dijalankan, bagaimana kesiapan tim-tim sukses,
serta berbagai strategi yang sudah dan akan ditempuh untuk memenangi pilkada nantinya.
“Apabila masyarakat mengikuti betul pemberitaan di media massa, di blog, di Facebook saya, ataupun melihat kondisi di lapangan, pasti akan melihat bahwa saya dan tim sukses sudah bekerja sangat keras untuk memenangkan SK DPP Partai Golkar ini. Kami ada dalam partai yang mapan dan berpengalaman, dan terorganisasi dengan baik. Jadi, selain persiapan yang cukup, kita juga butuh keterampilan berkomunikasi dan melobi dengan baik,” tukas Tetty yang sangat terinspirasi oleh peran Ibundanya Jenny J. Tumbuan sebagai politisi kawakan di Sulawesi Utara.
“Dan ingat, keberhasilan mengusung Sonny Tandayu juga memerlukan kerja keras tersendiri. Sejauh ini, saya yang perempuan ini… berhasil menjalankan semua
rencana dan strategi dengan mulus. Kami juga sangat yakin akan menang dengan meyakinkan di pilkada Minsel ini. Jadi, jangan remehkan kepemimpinan
perempuan,” tegas tetty Paruntu sembari terus mengharapkan doa dan dukungan dari segenap warga Minsel.