Manado – Para purna paskibraka Kota Manado, mempertanyakan mekanisme seleksi paskibraka yang saat ini jauh dari apa yang dilaksanakan sejak tahun 1993 hingga 2013 lalu.
Sikap protes ini diungkapkan perwakilan purna paskibraka, Firman Mustika yang menuding pelaksanaan seleksi di tahun 2015 ini telah dilaksanakan jauh berbeda dengan seharusnya.
“Pandangan kami selaku purna paskibraka, yang kami ketahui untuk proses seleksi harus melalui sistem desa bahagia atau karantina. Kesemuanya itu dilaksnakan selam 4 hari dan menjadi wadah ditempa agar kader yang lolos terbukti memiliki intelektual, nasionalisme dan punya kedisiplinan yang tinggi sesuai standar menjadi seorang paskibraka,” kata Mustika.
Lebih lanjut dikatakannya, melalui proses karantina, seorang calon paskibraka akan terdidik secara mental, fisik, kepribadian dan pendalaman soal PBB. Mekanisme tersebut berdasarkan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Setiap seleksi paskibraka memiliki dasar aturan yang jelas sesuai juklak dan juknis dari Kemenpora. Yang kami pertanyakan sekarang, mengapa sejak tahun 2014 sampai 2015 ini, sistem karantina sudah tidak dilakukan. Apalagi setahu kami, anggarannya juga sudah tertata dalam APBD Kota Manado.
Mustikan pun menegaskan, dengan adanya mekanisme seleksi yang tidak dilakukan sesuai juklak dan juknis Kemenpora, tujuan pelatihan dan hasil seleksi tidak akan tercapai maksimal. Sehingga para paskibraka hasil seleksi tahun 2015 ini diragukan.
“Sekarang sudah tidak di karantina. Seleksinya dari pagi san sorenya kembali ke rumah masing-masing. Apakah dengan sistem seperti ini akan terwujud rasa solidaritas antar peserta didik, jika tidak di karantina?,” ungkapnya.
Ia pun menyindir, jika proses seleksi paskibraka yang dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) sangat jauh berbeda dengan yang dilakukan di daerah lain.
“Seleksi di Manado sangat unik. Karena berbeda dengan apa yang dilakukan oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Tapi kami tetap bertekat akan terus memonitor proses seleksi ini. Dan kami tegas meminta kepada Diknas, agar mekanisme seleksi paskibraka dikembalikan ke prosedur yang seharusnya,” tandasnya. (leriandokambey)