Amurang – Kegagalan yang dialami 54 guru Sertifikasi di Minsel tahun 2012 hanya masalah kecil. Pasalnya, ke-54 guru tersebut salah mengentry data. Padahal, melalui Ujian Sertifikasi Guru se-Indonesia diatas sangat baik. Tetapi, ternyata mereka gagal dan harus mengulang tahun mendatang.
Akibat salah mengentry data, maka sorotan berdatangan ditujukan kepada guru-guru Minsel. Sorotan dimaksud, dimana ternyata para guru hanya mementingkan ujian sertifikasi guru ketimbang melaksanakan profesionalnya sebagai pendidik.
Betapa tidak kegagalan tersebut berasumsi bahwa kualitas Guru di Minsel dipertanyakan. Bahkan, masih sangat kurang dibandingkan dengan kualitas guru Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Sulut ini.
Menurut Julian Porawow, langkah pemerintah dalam mencari Guru berkualitas dengan menggelar tes Kompetensi tersebut. Tetapi, tak hanya dilihat dari latar belakang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai salah satu prasyarat Guru untuk menerima tunjangan Sertifikasi dari Pemerintah. Namun ternyata harus dibarengi dengan kemampuan guru sendiri.
“Jika hasilnya begini, dari 270 guru yang lulus tes itu. Ternyata, hanya 216 yang dinyatakan lulus. Sementara 54 lainnya dilaporkan gagal. Dan ini merupakan tanggung jawab pemerintah dan guru sendiri dalam rangka peningkatan kualitas,” kata Porawow.
Lanjut dia, hal ini sangat erat kaitannya dengan masa depan anak-anak didik di Kabupaten Minsel.
“Ini merupakan tanggung jawab Pemerintah, 54 guru yang gagal itu, sesungguhnya harus menjadi perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Minsel. Karena hal ini selain kualitasnya minim. Terkait ini tanggung jawab pemerintah terhadap dunia pendidikan Minsel lima hingga 10 tahun kedepan dipertaruhkan,’’ sebutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minsel JanRattu Mpd melalui staff Sertifikasi Guru Minsel Rinny Badar saat dimintai keterangannya. Hal itu, Badar tak menampik soal tersebut. Menurutnya kegagalan 54 guru Minsel dalam Ujian Kompetensi sertifikasi guru tersebut.
‘’Tak seluruhnya diakibatkan menurunnya kualitas guru. Namun hal itu bisa saja dipicuoleh kesalahan entry data dalam berkas ujian,” pungkas Badar. (and)
Amurang – Kegagalan yang dialami 54 guru Sertifikasi di Minsel tahun 2012 hanya masalah kecil. Pasalnya, ke-54 guru tersebut salah mengentry data. Padahal, melalui Ujian Sertifikasi Guru se-Indonesia diatas sangat baik. Tetapi, ternyata mereka gagal dan harus mengulang tahun mendatang.
Akibat salah mengentry data, maka sorotan berdatangan ditujukan kepada guru-guru Minsel. Sorotan dimaksud, dimana ternyata para guru hanya mementingkan ujian sertifikasi guru ketimbang melaksanakan profesionalnya sebagai pendidik.
Betapa tidak kegagalan tersebut berasumsi bahwa kualitas Guru di Minsel dipertanyakan. Bahkan, masih sangat kurang dibandingkan dengan kualitas guru Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Sulut ini.
Menurut Julian Porawow, langkah pemerintah dalam mencari Guru berkualitas dengan menggelar tes Kompetensi tersebut. Tetapi, tak hanya dilihat dari latar belakang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai salah satu prasyarat Guru untuk menerima tunjangan Sertifikasi dari Pemerintah. Namun ternyata harus dibarengi dengan kemampuan guru sendiri.
“Jika hasilnya begini, dari 270 guru yang lulus tes itu. Ternyata, hanya 216 yang dinyatakan lulus. Sementara 54 lainnya dilaporkan gagal. Dan ini merupakan tanggung jawab pemerintah dan guru sendiri dalam rangka peningkatan kualitas,” kata Porawow.
Lanjut dia, hal ini sangat erat kaitannya dengan masa depan anak-anak didik di Kabupaten Minsel.
“Ini merupakan tanggung jawab Pemerintah, 54 guru yang gagal itu, sesungguhnya harus menjadi perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Minsel. Karena hal ini selain kualitasnya minim. Terkait ini tanggung jawab pemerintah terhadap dunia pendidikan Minsel lima hingga 10 tahun kedepan dipertaruhkan,’’ sebutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minsel JanRattu Mpd melalui staff Sertifikasi Guru Minsel Rinny Badar saat dimintai keterangannya. Hal itu, Badar tak menampik soal tersebut. Menurutnya kegagalan 54 guru Minsel dalam Ujian Kompetensi sertifikasi guru tersebut.
‘’Tak seluruhnya diakibatkan menurunnya kualitas guru. Namun hal itu bisa saja dipicuoleh kesalahan entry data dalam berkas ujian,” pungkas Badar. (and)