Manado—Demo Aliansi Reformasi Peduli Masyarakat Minsel (ARPMM), Kamis (20/9) lalu di Pemkab Minsel berbuntut pada penangkapan dua warga oleh Polres Minsel. Akibatnya, Ketua Umum Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI) Noldy Pratasis angkat suara soal penangkapan tersebut.
‘’Saya bertanya, penangkapan dua pemuda (warga, red) Minsel oleh Polres Minsel dasar apa. Apakah kedua warga terkait demo tersebut disangkakan Polres Minsel sebagai korban politik ataukah sebagai kriminal (Preman, red),’’ tanya Pratasis ketika menghubungi media ini.
Pratasis juga bertanya, layakah kedua warga asal Tompasobaru tersebut dijebloskan ke terali besi. Padahal, keduanya dan ratusan pengikut demo tersebut adalah kesalahan besar Pemkab Minsel. Dimana, banyak kejanggalan yang didapat tidak beres, becus mengakibatkan Minsel menjadi seperti ini.
‘’Saya juga bertanya, bahwa apabila terjadi ketidakmampuan Pemkab Minsel. Maka, PAMI minta pemerintahan Minsel harus mundur. Khusus soal dua warga diatas, PAMI pun siap bertanggungjawab bila keduanya dalam tahanan hanya jadi bola pimpong oknum-oknum yang tak bertanggungjawab di Pemkab Minsel. Tapi, ingat PAMI tak akan diam untuk melakan berbagai tindakan. Sebab, sebagai orang Minsel yang berkiprah diluar daerah justru tersinggung dengan keberadaan Minsel sekarang,’’ tegasnya.
PAMI pun minta kejelasan Pemkab Minsel dan Polres Minsel terkait penangkapan kedua warga tersebut. ‘’Kalau juga tak ada pengamaman secara khusus. Maka, seperti yang saya katakan diatas, bahwa PAMI tak akan berdiam diri untuk melakukan keslamatan untuk Minsel,’’ pungkas pria bertubu kecil tapi disegani warga se-Jabodetabek ini. (and)
Manado—Demo Aliansi Reformasi Peduli Masyarakat Minsel (ARPMM), Kamis (20/9) lalu di Pemkab Minsel berbuntut pada penangkapan dua warga oleh Polres Minsel. Akibatnya, Ketua Umum Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI) Noldy Pratasis angkat suara soal penangkapan tersebut.
‘’Saya bertanya, penangkapan dua pemuda (warga, red) Minsel oleh Polres Minsel dasar apa. Apakah kedua warga terkait demo tersebut disangkakan Polres Minsel sebagai korban politik ataukah sebagai kriminal (Preman, red),’’ tanya Pratasis ketika menghubungi media ini.
Pratasis juga bertanya, layakah kedua warga asal Tompasobaru tersebut dijebloskan ke terali besi. Padahal, keduanya dan ratusan pengikut demo tersebut adalah kesalahan besar Pemkab Minsel. Dimana, banyak kejanggalan yang didapat tidak beres, becus mengakibatkan Minsel menjadi seperti ini.
‘’Saya juga bertanya, bahwa apabila terjadi ketidakmampuan Pemkab Minsel. Maka, PAMI minta pemerintahan Minsel harus mundur. Khusus soal dua warga diatas, PAMI pun siap bertanggungjawab bila keduanya dalam tahanan hanya jadi bola pimpong oknum-oknum yang tak bertanggungjawab di Pemkab Minsel. Tapi, ingat PAMI tak akan diam untuk melakan berbagai tindakan. Sebab, sebagai orang Minsel yang berkiprah diluar daerah justru tersinggung dengan keberadaan Minsel sekarang,’’ tegasnya.
PAMI pun minta kejelasan Pemkab Minsel dan Polres Minsel terkait penangkapan kedua warga tersebut. ‘’Kalau juga tak ada pengamaman secara khusus. Maka, seperti yang saya katakan diatas, bahwa PAMI tak akan berdiam diri untuk melakukan keslamatan untuk Minsel,’’ pungkas pria bertubu kecil tapi disegani warga se-Jabodetabek ini. (and)