Raynaldo Heydemans
Manado – Terkait berbagai polemik perekrutan Pala se-Kota Manado yang mulai mencuat ditengah masyarakat disebabkan kurangnya sosialisasi dan Pala yang terpilih dinilai belum layak menjadi pemimpin di sejumlah kelurahan yang ada di Kota Manado.
“Di Kelurahan saya sendiri di Sindulang Dua, ada beberapa lingkungan yang tidak disosialisasikan soal perekrutan Pala ini. Sehingga Pala masyarakat mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan ini. Ada lagi di lingkungan lain, Pala yang kinerjanya baik, malah tidak terakomodir,” tutur personil DPRD Kota Manado, Raynaldo Heydemans.
Dijelaskannya, seharusnya Pala yang terpilih merupakan masyarakat yang ditokohkan warganya, sehingga Pala tersebut disegani bahkan mampu merangkul warganya jika terjadi persoalan ditengah masyarakat.
“Menurut saya, yang layak menjadi Pala adalah warga yang disenangi atau ditokohkan. Kenapa saya katakan demikian, contohnya jika ada aksi perkelahian di tengah masyarakat dan ajakan kerja bakti, tentu apa yang disampaikan Pala ini akan didengar oleh warganya. Tapi jangan sampai malah sebaliknya, suara Pala tidak didengar oleh warga karena Pala tersebut tidak dihormati oleh warganya sendiri,” terangnya.
Politisi Partai Golkar ini pun mempertanyakan anggaran yang dipakai dalam kegiatan perekrutan Pala yang diduga tidak tertata dalam APBD tahun 2014 lalu.
“Saya juga mempertanyakan dari mana anggaran yang dipakai pada kegiatan ini. Karena tidak mungkin pada setiap tahapan seperti pembekalan, wawancara dan tahapan lainnya tidak menggunakan anggaran. Saya sendiri menduga, dalam APBD tidak ditata soal pengggaran perekrutan ini. Kalau benar begitu, dari mana anggaran ini diambil,” tegasnya.
Ia juga mengkritisi adanya pelantikan Pala yang dilangsungkan di sebuah restoran. “Dari mana anggaran yang dipakai pelantikan. Apalagi kami mendengar ada pelantikan Pala yang dilakukan di sebuah restoran, karena pemerintah sendiri dilarang menggelar kegiatan di tempat-tempat mewah,” tandasnya.
Menanggapi banyaknya persoala tersebut, Heydeman menghimbau kepada pemerintah Kota Manado selaku pelaksana dan penentu kebijakan perekrutan Pala ini untuk mengkaji kembali hasil yang diputuskan oleh tim seleksi tersebut.
“Saya mengusulkan, baiknya pemerintah kota dalam hal ini Wali Kota mengkaji dan meninjau kembali hasil perekrutan Pala ini. Karena terlalu banyak persoalan di tengah masyarakat, mulai dari sosialisasi hingga hasilnya. Ini sangat penting menurut saya, supaya seluruh persoalan yang ada terselesaikan,” himbaunya. (leriandokambey)
Raynaldo Heydemans
Manado – Terkait berbagai polemik perekrutan Pala se-Kota Manado yang mulai mencuat ditengah masyarakat disebabkan kurangnya sosialisasi dan Pala yang terpilih dinilai belum layak menjadi pemimpin di sejumlah kelurahan yang ada di Kota Manado.
“Di Kelurahan saya sendiri di Sindulang Dua, ada beberapa lingkungan yang tidak disosialisasikan soal perekrutan Pala ini. Sehingga Pala masyarakat mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan ini. Ada lagi di lingkungan lain, Pala yang kinerjanya baik, malah tidak terakomodir,” tutur personil DPRD Kota Manado, Raynaldo Heydemans.
Dijelaskannya, seharusnya Pala yang terpilih merupakan masyarakat yang ditokohkan warganya, sehingga Pala tersebut disegani bahkan mampu merangkul warganya jika terjadi persoalan ditengah masyarakat.
“Menurut saya, yang layak menjadi Pala adalah warga yang disenangi atau ditokohkan. Kenapa saya katakan demikian, contohnya jika ada aksi perkelahian di tengah masyarakat dan ajakan kerja bakti, tentu apa yang disampaikan Pala ini akan didengar oleh warganya. Tapi jangan sampai malah sebaliknya, suara Pala tidak didengar oleh warga karena Pala tersebut tidak dihormati oleh warganya sendiri,” terangnya.
Politisi Partai Golkar ini pun mempertanyakan anggaran yang dipakai dalam kegiatan perekrutan Pala yang diduga tidak tertata dalam APBD tahun 2014 lalu.
“Saya juga mempertanyakan dari mana anggaran yang dipakai pada kegiatan ini. Karena tidak mungkin pada setiap tahapan seperti pembekalan, wawancara dan tahapan lainnya tidak menggunakan anggaran. Saya sendiri menduga, dalam APBD tidak ditata soal pengggaran perekrutan ini. Kalau benar begitu, dari mana anggaran ini diambil,” tegasnya.
Ia juga mengkritisi adanya pelantikan Pala yang dilangsungkan di sebuah restoran. “Dari mana anggaran yang dipakai pelantikan. Apalagi kami mendengar ada pelantikan Pala yang dilakukan di sebuah restoran, karena pemerintah sendiri dilarang menggelar kegiatan di tempat-tempat mewah,” tandasnya.
Menanggapi banyaknya persoala tersebut, Heydeman menghimbau kepada pemerintah Kota Manado selaku pelaksana dan penentu kebijakan perekrutan Pala ini untuk mengkaji kembali hasil yang diputuskan oleh tim seleksi tersebut.
“Saya mengusulkan, baiknya pemerintah kota dalam hal ini Wali Kota mengkaji dan meninjau kembali hasil perekrutan Pala ini. Karena terlalu banyak persoalan di tengah masyarakat, mulai dari sosialisasi hingga hasilnya. Ini sangat penting menurut saya, supaya seluruh persoalan yang ada terselesaikan,” himbaunya. (leriandokambey)