Tomohon – Permasalahan di Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) terus menggelinding bak bola salju.
Berbagai upaya dilakukan Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM untuk mencari jalan keluar, terhadap dualisme kepemilikan UKIT antara Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) GMIM dan Yayasan DS AZR Wenas, salah satunya membentuk tim independen yang diketuai aktifis anti korupsi Berty Lumempouw.
Data yang berhasil dihimpun, pembentukan tim independen berdasarkan surat keputusan (SK) Nomor.K.1859/PPD.I.1/9-2016, tertanggal 2 September 2016 yang ditandatangani oleh Ketua BPMS GMIM, Pdt Dr HWB Sumakul dan Sekretaris BPMS GMIM Pdt Dr Hendry CM Runtuwene STh MSi.
Dalam SK tersebut, Lumempouw dibantu 9 orang anggota, masing-masing Pdt Handry Dengah MTh, Pnt Dr Hermanus Bawuoh, Ir Piet Wongkar MSi, Pdt Marthen Rindengan STh, Djoly Sualang SH MH, Drs Karno Rumondor SH MH, Pnt Iten Kojongian, Suharto Sulengkampung SH dan Hendry Kawet SH MH MM.
Kepada sejumlah wartawan, Lumempouw mengatakan bakal bekerja maksimal agar masalah di UKIT tidak bertambah panjang.
“Kami tentunya ingin agar permasalahan ini tidak berkepanjangan. Dengan kepercayaan yang diberikan BPMS GMIM, tim independen akan kerja maksimal,” singkat Lumempouw. (rds)