Airmadidi-Harga buah kelapa di Sulut yang sering tak menentu, diakui membuat petani kelapa di Minahasa Utara (Minut) kecewa.
Wakil Bupati Minut Ir Joppi Lengkong yang mencermati situasi ini juga turun prihatin, amat terlebih saat harga buah kelapa anjlok hingga Rp1000 per buah.
“Kalau harganya anjlok begitu, petani tidak mau memanen kelapa karena ongkos sewa pemetik kelapa justru lebih besar,” kata Lengkong, Rabu (16/11/2016).
Dikatakan Lengkong, salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah harga jual kelapa adalah dengan pengolahan buah kelapa itu sendiri.
Birokrat senior yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kehutanan tersebut mencontohkan keberadaan PT Bening Big Tree Farm yang berlokasi di Desa Pinenek Kecamatan Likupang Timur, yang menghasilkan produk olahan kelapa dengan harga jual tinggi, mulai dari gula semut organic, coconut nectar, madu kelapa, karamel kelapa, dan sebagainya.
“Setelah diolah seperti itu, harga jualnya jauh lebih tinggi bahkan diekspor ke sejumlah negara Eropa,” kata Lengkong.
Kabar baiknya, lanjut Lengkong, perusahaan tersebut baru menggarap 2000 pohon kelapa dari total kebutuhan 8000 pohon kelapa per bulan.
“Saya kira, ini kesempatan emas bagi petani kelapa Minut untuk memasok kelapa kepada perusahaan tersebut. Kalau memiliki keterampilan untuk mengelolah namun modalnya kecil, pasti pemerintah bisa membantu memberi pinjaman modal,” kata Lengkong.(findamuhtar)