Harley Mangindaan
Manado – Sepakbola Manado melempem dalam beberapa tahun terakhir. Merosotnya prestasi tersebut menjadi perhatian khusus bintang sepakbola nasional asal Manado, Firman Utina. Mantan Kapten Timnas itu berharap olahraga paling digemari tersebut menggeliat lagi di ibukota Provinsi Sulut. “Asal ada keseriusan dan niat saya kira sepakbola Manado bisa bangkit kembali. Saya menyampaikan ini karena rindu ingin melihat lahirnya pesepakbola-pesepakbola andal dari daerah kita,” ujarnya.
Pemain yang pernah menyumbangkan gelar untuk Arema Malang dan Persib Bandung itu melihat secerca harapan bangkitnya sepakbola Manado setelah melihat upaya dan niat Harley ‘Ai’ Mangindaan dan Jemmy Asiku (JA). Dua sosok muda itu gencar mendorong anak muda Manado, khususnya yang memiliki keterampilan mengolah si kulit bundar untuk lebih giat berlatih.
“Pak JA pernah menggelar iven Manado to Worl Cup. Iven ini menggugah banyak pihak untuk tidak sekedar berdebat kusir, tapi bagaimana melakukan gerakan nyata membangkitkan sepakbola,” ucapnya.
Pia berpenampilan sederhana yang pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Asia Tenggara itu menuturkan sedang menggagas iven bersama Ai-JA. Iven itu demi menggairahkan kembali sepakbola di Manado.
“Rencananya kami akan menghadirkan Tim Star Ball yang bermateri mantan-mantan pemain Timnas Indonesia seperti Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman dan Budi Sudarsono di Manado. Teman-teman akan berhadapan dengan eks rekan-rekan Persma Manado. Mohon doa agar rencana awal ini berjalan baik,” dia menegaskan.
Firman mengaku terobsesi untuk membangkitan sepakbola Manado. “Saya dari Manado dan dulu mengawali karier di sini. Impian saya sebenarnya ingin mengakhiri karier sebagai pesepakbola di Manado,” ucapnya.
Dia mengakui namanya melambung di beberapa klub besar seperti Arema, Persita dan Persib. “Tapi tetap saya anak Manado. Saya mau kembali untuk membesarkan sepakbola Manado dan Sulut. Terus terang gairah itu kembali muncul setelah bertemu Pak JA. Beliau memiliki konsep bagus, termasuk di bidang sepakbola,” ungkapnya.
Disinggung nama pelatih yang tepat seandainya Persma bisa berkompetisi lagi, Firman menyebut Francis ‘Enal’ Wewengkang. ” Dia sudah menekuni karier pelatih. Enal mewarisi banyak ilmu dari beberapa pelatih top, salah satunya Rahmad Darmawan. Saya kira dia pilihan terbaik. Salam BerSaMa untuk semua komunitas bola di Manado,” ungkapnya.
Di sisi lain, pemain kesayangan pelatih Benny Dollo ini melihat ada kesamaan dalam diri JA dan Ridwan Kamil, Walikota Bandung saat ini. “Keduanya memiliki konsep yang bagus membina kawula muda melalui sepakbola untuk menekan angka kriminalitas. Di Bandung, Pak Ridwan menghadirkan lapangan untuk digunakan anak-anak muda berlatih,” ucapnya.
Firman sungguh percaya JA bisa mengikuti jejak Ridwan Kamil. “Sepakbola dan olahraga pada umumnya merupakan sarana yang tepat mempromosikan Manado ke level nasional dan internasional. Saya yakin Pak JA bisa,” ungkapnya.
Harapan akan bangkitnya sepakbola dan olahraga lainnya di tangan Ai-JA juga diutarakan banyak pihak. “Jaman Pak Mangindaan Gubernur, olahraga di daerah ini menggeliat. Banyak atlet berprestasi lahir dari Manado. Kalau Pak Ai jadi walikota dan JA wawalinya, kami yakin olahraga kita akan kembali diperhitungkan,” ungkap Rendy Untu, mantan aktivis mahasiswa.
Atas dasar itulah Rendy dan banyak anak muda lainnya menyatakan sokongan untuk duet Ai-JA di Pilwako Manado. “Keduanya bisa menghadirkan membawa perubahan, tak hanya di bidang olahraga, tapi juga di aspek lain. Ai yang dikenal tegas, bersih, jujur dan merakyat cocok didampingi JA yang diketahui pekerja keras, punya kemampuan manajerial yang baik, inovatif dan berjiwa sosial. Ai-JA kini menjadi idola semua kalangan,” kata Juventus Wee, mantan aktivisi PMKRI dan Pemuda Katolik. (ads)
Harley Mangindaan
Manado – Sepakbola Manado melempem dalam beberapa tahun terakhir. Merosotnya prestasi tersebut menjadi perhatian khusus bintang sepakbola nasional asal Manado, Firman Utina. Mantan Kapten Timnas itu berharap olahraga paling digemari tersebut menggeliat lagi di ibukota Provinsi Sulut. “Asal ada keseriusan dan niat saya kira sepakbola Manado bisa bangkit kembali. Saya menyampaikan ini karena rindu ingin melihat lahirnya pesepakbola-pesepakbola andal dari daerah kita,” ujarnya.
Pemain yang pernah menyumbangkan gelar untuk Arema Malang dan Persib Bandung itu melihat secerca harapan bangkitnya sepakbola Manado setelah melihat upaya dan niat Harley ‘Ai’ Mangindaan dan Jemmy Asiku (JA). Dua sosok muda itu gencar mendorong anak muda Manado, khususnya yang memiliki keterampilan mengolah si kulit bundar untuk lebih giat berlatih.
“Pak JA pernah menggelar iven Manado to Worl Cup. Iven ini menggugah banyak pihak untuk tidak sekedar berdebat kusir, tapi bagaimana melakukan gerakan nyata membangkitkan sepakbola,” ucapnya.
Pia berpenampilan sederhana yang pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Asia Tenggara itu menuturkan sedang menggagas iven bersama Ai-JA. Iven itu demi menggairahkan kembali sepakbola di Manado.
“Rencananya kami akan menghadirkan Tim Star Ball yang bermateri mantan-mantan pemain Timnas Indonesia seperti Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman dan Budi Sudarsono di Manado. Teman-teman akan berhadapan dengan eks rekan-rekan Persma Manado. Mohon doa agar rencana awal ini berjalan baik,” dia menegaskan.
Firman mengaku terobsesi untuk membangkitan sepakbola Manado. “Saya dari Manado dan dulu mengawali karier di sini. Impian saya sebenarnya ingin mengakhiri karier sebagai pesepakbola di Manado,” ucapnya.
Dia mengakui namanya melambung di beberapa klub besar seperti Arema, Persita dan Persib. “Tapi tetap saya anak Manado. Saya mau kembali untuk membesarkan sepakbola Manado dan Sulut. Terus terang gairah itu kembali muncul setelah bertemu Pak JA. Beliau memiliki konsep bagus, termasuk di bidang sepakbola,” ungkapnya.
Disinggung nama pelatih yang tepat seandainya Persma bisa berkompetisi lagi, Firman menyebut Francis ‘Enal’ Wewengkang. ” Dia sudah menekuni karier pelatih. Enal mewarisi banyak ilmu dari beberapa pelatih top, salah satunya Rahmad Darmawan. Saya kira dia pilihan terbaik. Salam BerSaMa untuk semua komunitas bola di Manado,” ungkapnya.
Di sisi lain, pemain kesayangan pelatih Benny Dollo ini melihat ada kesamaan dalam diri JA dan Ridwan Kamil, Walikota Bandung saat ini. “Keduanya memiliki konsep yang bagus membina kawula muda melalui sepakbola untuk menekan angka kriminalitas. Di Bandung, Pak Ridwan menghadirkan lapangan untuk digunakan anak-anak muda berlatih,” ucapnya.
Firman sungguh percaya JA bisa mengikuti jejak Ridwan Kamil. “Sepakbola dan olahraga pada umumnya merupakan sarana yang tepat mempromosikan Manado ke level nasional dan internasional. Saya yakin Pak JA bisa,” ungkapnya.
Harapan akan bangkitnya sepakbola dan olahraga lainnya di tangan Ai-JA juga diutarakan banyak pihak. “Jaman Pak Mangindaan Gubernur, olahraga di daerah ini menggeliat. Banyak atlet berprestasi lahir dari Manado. Kalau Pak Ai jadi walikota dan JA wawalinya, kami yakin olahraga kita akan kembali diperhitungkan,” ungkap Rendy Untu, mantan aktivis mahasiswa.
Atas dasar itulah Rendy dan banyak anak muda lainnya menyatakan sokongan untuk duet Ai-JA di Pilwako Manado. “Keduanya bisa menghadirkan membawa perubahan, tak hanya di bidang olahraga, tapi juga di aspek lain. Ai yang dikenal tegas, bersih, jujur dan merakyat cocok didampingi JA yang diketahui pekerja keras, punya kemampuan manajerial yang baik, inovatif dan berjiwa sosial. Ai-JA kini menjadi idola semua kalangan,” kata Juventus Wee, mantan aktivisi PMKRI dan Pemuda Katolik. (ads)