Kotamobagu – Sungguh sangat disayangkan sikap emosional yang ditunjukkan Walikota Kotamobagu Ir Hj Tatong Bara saat melakukan sidak di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan (Discapilduk) Kota Kotamobagu (KK) pada, Senin (03/02). Pada kesempatan tersebutWalikota membentak seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) hanya karena persoalan lupa mengisi daftar hadir.
Informasi yang diperoleh BeritaManado, bahwa saat sidak berjalan seperti biasa. Namun situasi mulai berubah saat Walikota menanyakan absen salah satu PNS. Iapun mengaku lupa mengisi absen padahal PNS bersangkutan sempat mengikuti apel pagi. Namun tetap saja pengakuan tersebut tak dapat meredam amarah Walikota.
“Kesabaran saya terhadap anda sudah sekitar lima tahun. Anda tidak ada artinya buat saya,” kata Walikota sambil menunjukkan jari ke arah wajah pegawai tersebut.
Kemarahan Walikota pun belum berhenti disitu, karena pemimpin perempuan pilihan rakyat Kotamubagu itu selalu memonitor status sang PNS di media jejaring sosial. PNS itupun hanya bisa terdiam melihat tingkah Walikota yang sangat emosional.
Kejadian ini mendapat tanggapan dari aktivis muda Windiarto Entebone. Menurutnya Walikota selaku Kepala Daerah dan atasan langsung dari PNS tersebut, harusnya bisa menjadi pengayom.
“Selayaknya tidak demikian dilakukan seorang pemimpin. Jika itu benar berhubungan dengan pesta demokrasi, maka sekarang bukan saatnya mengingat-ingat sesuatu kejadian yang sudah lewat. Seharusnya ditunjukkan sikap merangkul semua elemen yang ada dibawah kepemimpinannya,” ungkap Windiarto Entebone, aktivis muda Kotamobagu. (Haris)
Kotamobagu – Sungguh sangat disayangkan sikap emosional yang ditunjukkan Walikota Kotamobagu Ir Hj Tatong Bara saat melakukan sidak di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan (Discapilduk) Kota Kotamobagu (KK) pada, Senin (03/02). Pada kesempatan tersebutWalikota membentak seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) hanya karena persoalan lupa mengisi daftar hadir.
Informasi yang diperoleh BeritaManado, bahwa saat sidak berjalan seperti biasa. Namun situasi mulai berubah saat Walikota menanyakan absen salah satu PNS. Iapun mengaku lupa mengisi absen padahal PNS bersangkutan sempat mengikuti apel pagi. Namun tetap saja pengakuan tersebut tak dapat meredam amarah Walikota.
“Kesabaran saya terhadap anda sudah sekitar lima tahun. Anda tidak ada artinya buat saya,” kata Walikota sambil menunjukkan jari ke arah wajah pegawai tersebut.
Kemarahan Walikota pun belum berhenti disitu, karena pemimpin perempuan pilihan rakyat Kotamubagu itu selalu memonitor status sang PNS di media jejaring sosial. PNS itupun hanya bisa terdiam melihat tingkah Walikota yang sangat emosional.
Kejadian ini mendapat tanggapan dari aktivis muda Windiarto Entebone. Menurutnya Walikota selaku Kepala Daerah dan atasan langsung dari PNS tersebut, harusnya bisa menjadi pengayom.
“Selayaknya tidak demikian dilakukan seorang pemimpin. Jika itu benar berhubungan dengan pesta demokrasi, maka sekarang bukan saatnya mengingat-ingat sesuatu kejadian yang sudah lewat. Seharusnya ditunjukkan sikap merangkul semua elemen yang ada dibawah kepemimpinannya,” ungkap Windiarto Entebone, aktivis muda Kotamobagu. (Haris)