Bitung – Janji Wakil Gubernur Sulut, Steven Kadouw untuk segera menyalurkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tingkat SMA dan SMK tak kunjung direalisasikan.
Akibatnya, sejumlah Kepala sekolah (Kepsek) di Kota Bitung harus mencari cara hingga harus berutang untuk membiayai kegiatan sekolah sambil menunggu realisasi janji Wakil Gubernur.
Ironinya, ada Kepsek harus berurusan dengan rentenir demi membayar gaji guru honorer serta kegiatan sekolah lainnya dengan harapan uang yang dipinjam itu akan dikembalikan setepah BOS cair.
Bahkan ada sekolah yang harus berurusan dengan PLN karena tagihan listrik sudah menunggak tiga bulan dan Kepsek memutar otak untuk mencari dana membayar tunggakan rekening listrik.
“Sudah dua kali meteran dicabut PLN karena menunggak, dan beberapa hari lalu kami sudah ajukan permohonan pemasangan kembali sambil mencari dana untuk melunasi tunggakan,” kata Kepsek SMK Negeri Satu Kota Bitung, Treesje Tengker, Rabu (07/06/2017).
Treesje mengaku, diputuskannya aliran listrik milik SMK Negeri Satu dikarenakan BOS dari bulan Januari hingga saat ini belum juga dicairkan oleh Pemprov Sulut.
“Mau bagaimana lagi, sekolah sangat membutuhkan pasokan listrik dalam kegiatan belajar mengajar jadi mau tidak mau saya harus mencari dana talangan sendiri untuk membayar tunggakan listrik,” katanya.
Belum cairnya dana BOS ini juga membuat Kepsek SMA Negeri Satu Kota Bitung, Vonny Tumundo harus putar otak agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
“Setiap bulan saya harus meminta kesabaran para guru honor dan THL karena gaji mereka belum bisa disalurkan karena BOS belum cair,” kata Vonny.
Dirinya mengaku setiap bulan berharap agar BOS dicairkan, agar tak ada beban terhadap para guru honor dan THL serta penjaga sekolah yang dari bulan Januari hingga Mei belum menerima gaji.
“Kami hanya berharap, dana itu secepatnya dicairkan agar tak menghambat kegiatan belajar mengajar,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Janji Wakil Gubernur Sulut, Steven Kadouw untuk segera menyalurkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tingkat SMA dan SMK tak kunjung direalisasikan.
Akibatnya, sejumlah Kepala sekolah (Kepsek) di Kota Bitung harus mencari cara hingga harus berutang untuk membiayai kegiatan sekolah sambil menunggu realisasi janji Wakil Gubernur.
Ironinya, ada Kepsek harus berurusan dengan rentenir demi membayar gaji guru honorer serta kegiatan sekolah lainnya dengan harapan uang yang dipinjam itu akan dikembalikan setepah BOS cair.
Bahkan ada sekolah yang harus berurusan dengan PLN karena tagihan listrik sudah menunggak tiga bulan dan Kepsek memutar otak untuk mencari dana membayar tunggakan rekening listrik.
“Sudah dua kali meteran dicabut PLN karena menunggak, dan beberapa hari lalu kami sudah ajukan permohonan pemasangan kembali sambil mencari dana untuk melunasi tunggakan,” kata Kepsek SMK Negeri Satu Kota Bitung, Treesje Tengker, Rabu (07/06/2017).
Treesje mengaku, diputuskannya aliran listrik milik SMK Negeri Satu dikarenakan BOS dari bulan Januari hingga saat ini belum juga dicairkan oleh Pemprov Sulut.
“Mau bagaimana lagi, sekolah sangat membutuhkan pasokan listrik dalam kegiatan belajar mengajar jadi mau tidak mau saya harus mencari dana talangan sendiri untuk membayar tunggakan listrik,” katanya.
Belum cairnya dana BOS ini juga membuat Kepsek SMA Negeri Satu Kota Bitung, Vonny Tumundo harus putar otak agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
“Setiap bulan saya harus meminta kesabaran para guru honor dan THL karena gaji mereka belum bisa disalurkan karena BOS belum cair,” kata Vonny.
Dirinya mengaku setiap bulan berharap agar BOS dicairkan, agar tak ada beban terhadap para guru honor dan THL serta penjaga sekolah yang dari bulan Januari hingga Mei belum menerima gaji.
“Kami hanya berharap, dana itu secepatnya dicairkan agar tak menghambat kegiatan belajar mengajar,” katanya.(abinenobm)