Manado – Dibeberapa kelurahan di kota Manado, sebut saja di Bailah, Komo Luar, dan Mahawu, para warga korban banjir dan tanah longsor masih kesulitan mencari tempat aman. Senin (18/2), untuk warga Komo Luar, warga mengungsi di daerah pinggiran toko-toko.
Sementara itu di Mahawu dan Bailang, warga lebih memilih untuk mengungsi ditempat ketinggian. “Warga Mahawu dan Bailang lebih memilih tempat aman, yakni di daerah ketinggian. Hanya persoalann para pengungsi membutuhkan tenda pengungsian,” ujar salah satu warga, Rusli Umar yang jugaa ikut menjadi koordinator relawan bencana.
Ditambahkannya, pemerintah seharusnya bukan hanya menghimbau untuk masyarakatnya jangan tinggal di pinggiran sungai atau pinggiran tebing saja.
“Kami minta pemerintah jangan sekedar memberikan himbauan, tapi pemerintah juga seharusnya mampu menyediakan lahan agar mereka tidak selalu menjadi korban atas musibah banjir atau tanah longsor. Pemerintah juga parlu memikirkan kembali persoalan ekosistem alam, atau tatakota yang seimbang dengan kondisi alam, muara sungai menjadi penting, karena lalu lintas air dari sungai tondano sudah tidak maksimal lagi akibat reklamasi pantai yg terjadi disepanjang jalur boulevard,” papar aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Manado tersebut. (amc)
Manado – Dibeberapa kelurahan di kota Manado, sebut saja di Bailah, Komo Luar, dan Mahawu, para warga korban banjir dan tanah longsor masih kesulitan mencari tempat aman. Senin (18/2), untuk warga Komo Luar, warga mengungsi di daerah pinggiran toko-toko.
Sementara itu di Mahawu dan Bailang, warga lebih memilih untuk mengungsi ditempat ketinggian. “Warga Mahawu dan Bailang lebih memilih tempat aman, yakni di daerah ketinggian. Hanya persoalann para pengungsi membutuhkan tenda pengungsian,” ujar salah satu warga, Rusli Umar yang jugaa ikut menjadi koordinator relawan bencana.
Ditambahkannya, pemerintah seharusnya bukan hanya menghimbau untuk masyarakatnya jangan tinggal di pinggiran sungai atau pinggiran tebing saja.
“Kami minta pemerintah jangan sekedar memberikan himbauan, tapi pemerintah juga seharusnya mampu menyediakan lahan agar mereka tidak selalu menjadi korban atas musibah banjir atau tanah longsor. Pemerintah juga parlu memikirkan kembali persoalan ekosistem alam, atau tatakota yang seimbang dengan kondisi alam, muara sungai menjadi penting, karena lalu lintas air dari sungai tondano sudah tidak maksimal lagi akibat reklamasi pantai yg terjadi disepanjang jalur boulevard,” papar aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Manado tersebut. (amc)