Manado, BeritaManado.com – Aksi kerusuhan yang terjadi di Jakarta mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak karena dianggap sangat bermuatan politik.
Menurut pengamat hukum, Toar Palilingan, SH, MH, gerakan ini sepertinya sudah di setting (atur) sedemikian rupa dengan mempengaruhi masyarakat untuk melakukan aksi.
“Gerakan yang terjadi di Jakarta itu digerakan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan-kepentingan hingga terjadi kerusuhan dan pengerusakan,” ucap Toar Palilingan.
Dikatakan Toar, dalang dibalik aksi seperti itu seharusnya dapat ungkap dan ditangkap oleh pihak kepolisian.
“Sebelumnya kan seperti sudah ada isyarat untuk melakukan aksi 22 Mei. Seharusnya pihak kepolisian sudah dapat mengungkap dalang dibalik aksi tersebut,” ungkap Toar Palilingan.
Toar menjelaskan aksi yang terjadi di Jakarta tidak mungkin terjadi di Manado. Karena tidak ada kultur dari masyarakat Manado untuk melakukan hal seperti itu.
“Masyarakat Sulut yang beragam, terkenal dengan semboyan kerukunannya yaitu ‘Torang Samua Basudara’. Dimana saat memasuki bulan suci Ramadhan masyarakat saling menghormati terutama bagi yang sedang menunaikan ibadah puasa. Jadi sangat sulit di Sulut hanya karena pemilu akan terjadi aksi seperti di Jakarta, karena peradaban serta kultur masyarakat kita tidak seperti itu,” tambah Toar Palilingan.
Lebih lanjut dikatakan Toar, komunikasi Polda dan Kodam berserta dengan masyarakat terjalin cukup baik, termasuk pemerintah daerah umumnya para pejabat juga tokoh agama.
“Keberhasilan komunikasi dari semua pihak serta rasa toleransi yang terjadi di masyarakat Sulawesi Utara membuat situasi berjalan dengan aman dan baik,” pungkas Toar Palilingan.
(MiltonPantouw)