Manado, BeritaManado.com — Aktor Roy Marten mengaku pernah hidup susah sebelum terjun ke dunia seni peran.
Dia bahkan tinggal menumpang di tempat teman-temannya selama berada di Jakarta.
“Iya sebelum main film. Dari Salatiga ke Jakarta saya numpang di tempat temen-temen. Ngekos beberapa bulan kemudian saya diusir karena saya nggak bisa bayar,” kata Roy Marten dikutip Suara.com jaringan BeritaManado.com, Rabu (23/6/2021).
“Makan ada bantuan dari temen-temen. Saya makannya teratur. Sehari makan. Sehari nggak,” sambungnya lagi.
Tapi kehidupannya berubah setelah dia sukses menjadi aktor.
Bahkan dia pernah dinobatkan sebagai aktor dengan bayaran termahal.
“Aktor termahal di zamannya. Tembus Rp 1 miliar,” ungkap Andre Taulany.
“Nggak. Bukan bukan,” jawab Roy Marten.
Ayah Gading Marten ini meluruskan bahwa bayarannya tidak sebesar itu.
Dulu di awal kariernya, dia menerima bayaran sekira Rp2 juta.
“Jadi tahun 75 atau 76 itu bayaran artis paling top Rp2 juta,” jelas Roy Marten.
Sampai akhirnya bayaran itu naik seiring berjalannya waktu.
Dan di tahun 1981, Roy Marten pun mendapat honor film sampai Rp40 juta.
“Terus saya coba (naikin jadi) Rp 5 juta. Ternyata responsnya bagus makin tambah-tambah. Tahun 1981, kami mendapat bayaran kira-kira Rp 40 juta,” pungkas Roy Marten.
(Suara.com/Alfrits Semen)