Langowan, BeritaManado.com — Berawal dari sepucuk surat Daniel Mandagi yang tinggal di Langowan, akhirnya Uskup Batavia Mgr. Petrus Maria Vrancken Pr, mengutus seorang misonaris bernama Pater Johanes de Vries SJ ke Minahasa yang tiba di Pelabuhan Kema pada 14 September 1868 silam.
Menurut catatan sejarah yang ada di Sekretariat Paroki St. Petrus Langowan, ada seorang pemuda bernama Daniel Mandagi berangkat ke Pulau Jawa untuk menjalani tugas sebagai tantara KNIL.
Ketika kembali dari Jawa sektiar tahun 1861 silam, Daniel Mnadagi kemudian menikah dengan seorang perempuan bernama Tentji Londah dan dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Demol Mandagi.
Entah apa alasannya waktu itu, Daniel Mandagi berkeinginan agar anaknya Demol mendapatkan Sakramen Pembaptisan secara Katolik di Langowan, namun sayang pada waktu itu tidak ada seorang imam Katolik yang bertugas di Langowan.
Menurut penuturan sejumlah tokoh umat Paroki St. Petrus Langowan, bahwa kemungkinan besar Daniel Mandagi yang mulanya belum menjadi Katolik telah menjadi anggota Gereja Katolik saat berada di Pulau Jawa.
Benar saja, berkat informasi dari seorang Pendeta Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) yang melayani di Jemaat Schwarz Sentrum Pdt. Hanni Londah STh dalam sebuah buku miliknya berjudul; “Sang Jago Tuhan” tulisan Pater Kurris SJ, disana adan catatan kaki yang menuliskan “dan salah satu tantara KNIL asal Minahasa yang dibaptis di Surabaya adalah Daniel Mandagi”.
Bukti kuat pun diperoleh saat Komsos Paroki St. Petrus Langowan melakukan penelusuran sejarah di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen Surabaya, 15 September 2019 lalu.
Hasilnya sungguh mengejutkan, bahwa ada register baptisan tertanggal 19 Juni 1850 dengan nama Jonas Daniel Rompoli dengan tambahan keterangan di bagian atas “Langoan (Menado)”.
Nama Jonas Daniel Rompoli yang tertera di catatan baptisan tersebut dikuatkan dengan keterangan dari John Dion Mandagi (cucu Daniel Mnadagi) dalam Buku “Mengenang Yubelium 140 Tahun Permandian Pertama Umat Katolik di Paroki Langowan” bahwa di Langowan Daniel biasa dipanggil dengan nama Rompoliu.
Pada Buku Baptis dengan nomor register 497 tertanggal 9 Oktober 1853 pada baptisan anak bernama Eleutheus Rompoly Mandagie dengan tambahan keterangan “Filius Legitimus Jonas Daniel Rompoly Mandagie dan Laurine Maria Nonko”.
Jadi bisa diambil keseimpulan bahwa Daniel Mandagi pulang ke Langowan sudah berstatus sebagai orang Katolik sampai ia menikah dengan Tentji Londah.
Namun saya, di saat kerinduannya menerimakan Sakramen Baptis kepada anaknya Demol Mandagi yang ada saat itu di Langowan hanyalah seoang Pendeta Zendeling (Protestan) bernama Abrahan Obez Schaafsma.
Sempat mencoba meminta sang Pendeta untuk membaptis anakanya meski Daniel Mandagi seorang Katolik, akan tetapi permintaan itu tidak dikabulkan.
Maka berpikirlah Daniel Mandagi dan akhirnya menemukan ide untuk menulis sepucuk surat kepada Uskup Batavia waktu itu Mgr. Petrus Maria Vrancken Pr untuk meminta dikirimkan seorang imam Katolik ke Langowan untuk membaptis anaknya.
Permintaan tersebut dikabulkan, dan diutuslah Pater Johanes de Vries SJ yang sebelum ke Langowan, terlebih dahulu mendarat di Pelabuhan Kema papda 14 September 1868 dan melakukan pembaptisan terhadap sejumlah orang.
Pater Johanes de Vries SJ sendiri menurut Kepala Bagian Arsip Provinsialat Serikat Jesus Indonesia di Semarang Romo Windar Santoso SJ diperkirakan berangkat ke Minahasa dari Surabaya.
Jadi, peristiwa pembaptisan di Kema pada 14 dan 16 September 1868 (Buku 125 tahun Gereja Katolik Keuskupan Manado) memang adalah yang pertama dilakukan Pater Johanes de Vries SJ di Minahasa.
Namun penting untuk diketahui, bahwa momentum bersejarah tersebut boleh terjadi, justeru berawal dari sepucuk surat Daniel Mandagi yang tinggal di Langowan.
Momentum 14 September 2022 inilah yang akan diambil uantuk dicanangkan sebagai Hari Keuskupan Manado, dimana rangkaian kegiatannya akan diawali dengan perarakan Salib Suci oleh ribuan anggota Legio Christi dan umat dari Kompleks Keuskupan Manado menuju Emmanuel Amphiteater Lotta.
Di Lotta, acara akan dirangkaikan dengan perayaan syukur 5 tahun Tahbisan Episcopal Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC serta akan dimeriahkan dengan pentas budaya.
(Frangki Wullur)