Pater Johanes de Vries SJ (kanan atas) dan perkembangan umat Katolik Langowan pada akhir tahun 1800-an
Langowan, BeritaManado.com — Langowan adalah sebuah daerah yang kental dengan sejarah masa lampau yang telah berusia ratusan tahun.
Di salah satu desa yang hingga kini masih misteri, pernah ditemukan sebutir ‘mutiara’ pada September 1868.
Proses terbentuknya butiran ‘mutiara’ tersebut dimulai saat seorang pensiunan tentara KNIL Minahasa bernama Daniel Mandagi menikahi gadis asal Langowan Tentji Londah beberapa tahun sebelum 1868.
Proses pembentukan ‘mutiara’ tersebut semakin nampak saat kelahiran seorang anak buah cinta Daniel Mandagi dan Tentji Londah yaitu Demol Mandagi.
Kilau ‘mutiara’ tersebut sempat tersamar akibat rasa cemas sang ayah Daniel Mandagi di saat kerinduannya agar sang anak Demol Mandagi terasa pupus.
Di tengah rasa cemas, Daniel Mandagi memberanikan diri untuk menulis sepucuk surat untuk dikirimkan ke Uskup Batavia.
Adapun isi surat tersebut adalah untuk meminta agar diurus seorang imam agar dapat mebaptis anaknya secara Katolik.
Sekian lama kilau ‘mutiara’ tersebut tersamar, akhirnya pada 19 September 2023 kilaunya kembali tampak seiring dengan sibaptisnya Demol Mandagi dan 10 orang lainnya di Langowan.
‘Mutiara’ yang dimaksud adalah iman yang ratusan tahun tergusur oleh oleh kehadiran perusahaan dagang asal Belanda yaitu VOC.
Namun demikian, berkat keberanian Daniel Mandagi yang juga didukung oleh sang istri Tentji Londah, maka iman tersebut tahun demi tahun terus tumbuh hingga saat ini.
Salah satu tokoh umat Katolik Langowan Djonie Wangke kepada BeritaManado.com, Selasa (19/9/2023) mengatakan bahwa ratusan keluarga yang ada saat ini di seluruh wilayah pelayanan Paroki St. Petrus Langowan adalah buah dari mutiara ikan yang terus tumbuh dan berkembang.
“Menurut saya, momentum bersejarah 9 September 2023 ini adalah waktu yang tepat dalam melakukan refleksi untuk memaknai terlaksananya rencana Tuhan bagi umat-Nya,” ungkapnya.
Ditambahkannya, mutiara iman tersebut harus senantiasa dijaga dan dirawat dengan penuh rasa syukur dan cinta.
“Dalam rupa-rupa pelayanan, mutiara iman tersebut diharapkan akan terus memancarkan kilauan cahaya yang akan menarik banyak orang untuk datang kepada Tuhan. Selamat memperingati dan merayakan syukur 155 tahun pembaptisan pertama umat Paroki St. Petrus Langowan. Semoga Tuhan senantiasa akan memelihara iman kita semua untuk menjadi berkat bagi banyak orang,” harapnya.
(Frangki Wullur)