Manado, BeritaManado.com – Dengan sebuah kapal layar, seorang misionaris Ordo Serikat Jesus Pater Johanes de Vries SJ berlabuh di Pelabuhan Kema pada 14 September 1868 silam.
Momentum ini dijadikan rujukan untuk merayakan 156 tahun kembalinya iman Katolik di Minahasa yang saat ini menjadi wilayah pelayanan Keuskupan Manado.
Di Kema, Pater Johanes de Vries SJ membaptis banyak orang menjadi Katolik dan menjadi cikal bakal umat Katolik Keuskupan Manado.
Tentang hal ini, sudah cukup banyak catatan menuliskan bahwa ada peran seorang tokoh awam asal Langowan yaitu Daniel Mandagi yang merupakan seorang pensiunan Tentara KNIL asal Minahasa.
Menurut catatan sejarah Komsos Paroki St. Petrus Langowan, Daniel Mandagi biasa dipanggil dengan nama Rompoliu (nama kampung di Langowan).
Suatu saat Daniel Mandagi harus merantau ke tanah Jawa untuk menjalani dinas militer sebagai Tentara KNIL utusan Minahasa yang diduga kuat berada di wilayah Surabaya.
Saat itu Daniel Mandagi (Rompoliu) masih menganut agama alifuru, karena saat sebelum berangkat menuju Pulau Jawa, di Langowan masih didominasi oleh agama alifuru.
Daniel Mandagi pun pergi ke Jawa untuk menjalani dinas militer dengan status belum memeluk agama Katolik atau masih beragama alifuru (agama suku).
Berdasarkan penelusuran sejarah Komsos Paroki St. Petrus Langowan tahun 2019 lalu, diperoleh data baptisan atas nama Jonas Daniel Rompoli Mandagi di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen, Surabaya.
Pada catatan bernomor 141 tanggal 19 Juni 1850 itu memberikan keterangan bahwa Daniel Mandagi sudah menjadi orang Katolik saat berada di Surabaya.
Tidak hanya sekedar dibaptis, ada juga catata lain yaitu baptisan anak (bayi) tanggal 9 Oktober 1853 atas nama atas nama Eseutherus Rompoly Mandagie.
Keterangan lain dalam catatan baptisan tersebut yaitu Eseutherus merupakan buah pernikahan dari Daniel Mandagi dengan seorang perempuan bernama Laurine Mariae Nonho.
Setelah menyelesaikan dinas militer sebagai Tentara KNIL di wilayah Surabaya dan sekitarnya, Daniel Mandagi kembali ke kampung halamannya di Langowan.
Di Langowan, Daniel Mandagi yang sudah menjadi orang Katolik menikan dengan seorang perempuan bernama Tentji Londah dan dikaruniani anak pertama bernama Demol Mandagi.
Sebagai orang Katolik, tentu Daniel Mandagi memiliki kerinduan agar anaknya itu mendapatkan pelayanan Sakramen Pembaptisan, akan tetapi di Langowan waktu itu tidak ada imam Katolik.
Yang ada hanyalah seorang Pendeta Protestan bernama Abraham Obez Schaafsma yang diutus oleh Badan Penginjilan Netherland Zendeling Genoschape (NZG).
Dari catatan Daniel Mandagi yang ditemukan di rumah almarhum Jopi Kojoh (mantan Ketua Stasi Tincep), bahwa Demol Mandagi sempat diminta untuk dibaptis Pendeta Schaafsma secara Katolik, namun keinginan tersebut tidak dikabulkan.
Sempat dilanda kebingungan, Daniel Mandagi memberanikan diri untuk menulis sepucuk surat kepada Uskup Batavia Mgr. Petrus Maria Vrancken yang meminta diutus seorang imam Katolik untuk membaptis Demol Mandagi.
Setelah Surat Daniel Mandagi tersebut diterima dan dipelajari oleh Mgr. Vrancken, akhirnya diutuslah seorang imam Jesuit bernama Pater Johanes de Vries SJ yang tiba di Pelabuhan Kema pada 14 September 1868.
Tanggal ini dijadikan Keuskupan Manado sebagai momentum bersejarah kembalinya iman Katolik di Minahasa (Keuskupan Manado).
Setelah membaptis sejumlah orang di Kema, Pater Johanes de Vreis SJ melanjutkan perjalanannya ke tujuan utamanya untuk menemui Daniel Mandagi di Langowan dan tiba pada tanggal 18 September 1868.
Di Langowan Pater Johanes de Vreis SJ menumpang di rumanya Pendeta Schaafsma dan keesokan harinya pada 19 September 1868 dilangsungkan Misa dan dilanjutkan dengan upacara pemberian Sakramen Pembaptisan kepada Demol Mandagi.
Namun kenyataannya yang dibaptis bukan hanya satu orang saja, melainkan ada 11 orang dan hingga kini terus mengalami perkembangan.
Dalam perkembangannya, jumlah umat Katolik Keuskupan Manado kini telah mengalami peningkatan dan tersebar di Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Memaknai momentum bersejarah ini, tanggal 1-2 September 2018 dilakukan penggalian dan pemindahan makam Daniel Mandagi dan Tentji Londah dari lahan pekuburan umum Desa Amongena I ke Desa Kawatak.
Di Desa yang tergolong 100 persen Katolik ini juga digelar perayaan syukur dalam rangka 150 tahun kembalinya iman Katolik di Minahasa yang dihadiri oleh Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC, Uskup Emeritus Mgr. Joseph Suwatan MSC, puluhan imam, biarawan-biarawati dan ribuan umat Katolik Keuskupan Manado.
Selanjutnya pada 14 September 2018 digelar Misa Syukur sebagai puncak perayaan Kembalinya Iman Katolik di Amphytheater Lotta, Pineleng.
(Frangki Wullur)