Tompaso – Kendaraan besar yang memuat alat berat berbaris rapih di jalan raya Tompaso. Kendaraan yang diduga milik kontraktor atau Pertamina itu menyebabkan kemacetan hingga ratusan meter. Terparkirnya 11 unit kendaraan tersebut lantaran warga Desa Tember melakukan pemblokiran pintu masuk proyek pengeboran panas bumi oleh Pertamina.
Informasi yang diperoleh dari pihak Kepolisian Sektor Tompaso bahwa sejak pagi hari kendaraan-kendaraan tersebut sudah berada di lokasi. Kapolsek Tompaso IPTU James Jura kepada BeritaManado mengaku mendapat informasi dari masyarakat dan langsung menanggapinya dengan turun langsung ke lokasi dengan beberapa personil.
Sementara dari pantauan BeritaManado, tidak ada satu pun sopir di dalam kendaraan tersebut untuk dimintai keterangan. Hal itu terjadi karena diduga takut terjadi sesuatu dengan keselamatan diri mereka mengingat kondisi emosi warga yang bisa meledak. Namun seorang warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, masyarakat tidak mengapa-apakan para sopir.
“Kami tidak melukai para sopir. Justeru mereka kami lindungi. Kami juga sudah mengatakan kepada warga lainnya untuk tidak menciderai para sopir. Beberapa warga pun turut membantu pihak kepolisian untuk mengatur arus lalu lintas yang samppai saat ini masih sedikit terjadi kemacetan,” ujar Rivat Tulungan tokoh masyarakat Desa Tember. (Frangki Wullur)
Tompaso – Kendaraan besar yang memuat alat berat berbaris rapih di jalan raya Tompaso. Kendaraan yang diduga milik kontraktor atau Pertamina itu menyebabkan kemacetan hingga ratusan meter. Terparkirnya 11 unit kendaraan tersebut lantaran warga Desa Tember melakukan pemblokiran pintu masuk proyek pengeboran panas bumi oleh Pertamina.
Informasi yang diperoleh dari pihak Kepolisian Sektor Tompaso bahwa sejak pagi hari kendaraan-kendaraan tersebut sudah berada di lokasi. Kapolsek Tompaso IPTU James Jura kepada BeritaManado mengaku mendapat informasi dari masyarakat dan langsung menanggapinya dengan turun langsung ke lokasi dengan beberapa personil.
Sementara dari pantauan BeritaManado, tidak ada satu pun sopir di dalam kendaraan tersebut untuk dimintai keterangan. Hal itu terjadi karena diduga takut terjadi sesuatu dengan keselamatan diri mereka mengingat kondisi emosi warga yang bisa meledak. Namun seorang warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, masyarakat tidak mengapa-apakan para sopir.
“Kami tidak melukai para sopir. Justeru mereka kami lindungi. Kami juga sudah mengatakan kepada warga lainnya untuk tidak menciderai para sopir. Beberapa warga pun turut membantu pihak kepolisian untuk mengatur arus lalu lintas yang samppai saat ini masih sedikit terjadi kemacetan,” ujar Rivat Tulungan tokoh masyarakat Desa Tember. (Frangki Wullur)