Manado – Permasalahan tapal batas antara Kabupaten Mitra dan Boltim masih terus belanjut, hal tersebut terus menjadi bahasan permasalahan dalam Rakorev beberapa waktu lalu. Gubernur Sulut Dr. S.H Sarundajang meminta kepada kedua Bupati untuk menyelesaikan permasalahan tapal batas secara wise (bijaksana).
“Mengenai tapal batas di Mitra ini ada kaitannya dengan Boltim. Saya sudah katakan pada Bupati Boltim bahwa yang saya tau sejak saya anak-anak di jembatan Buyat itulah batasnya, batas antara Buyat dan Ratatotok,” tegas Sarundajang.
Lebih lanjut Gubernur terbaik se-Indonesia ini menjelaskan, “memang Pak Bupati (Boltim) ada kesulitan karena adanya desakan masyarakat, tetapi mari kita selesaikan dan jelaskan pada masyarakat secara wise, jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan, karena kalau ada masalah tapal batas, daerah tidak akan dimekarkan wilayahnya, itu salah satu ketentuan mutlak. Tapi kenapa pada waktu dimekarkan diam tidak ada komplain, mungkin dorang bilang diam jo nanti sudah ada itu pemekaran baru, baru komplain. Ini mohon diingatkan kembali kalau sudah ada “tanda-tanda kehidupan” baru saya akan kesana, saya masih percaya Bupati Mitra dan Bupati Boltim, undang tokoh agama, Tokoh masyarakat cari solusi mana yang terbaik kalau masih belum jangan memaksakan dulu sebab ini sumber konflik antara lain pada perbatasan. Anehnya ini (masalah perbatasan) muncul setelah pemekaran, mestinya tidak boleh ada masalah perbatasan di wilayah pemekaran ini,” jelas Sarundajang.
“Karena itu saya harapkan mutlak dulu belum bisa dibentuk kalau ada masalah perbatasan, jadi saya perlu ingatkan kepada Bolmut, Bolsel, Minut, Bitung, coba secara wise, jangan kita meninggalkan masalah, saya akan dinilai kurang bijaksana tetapi yang lebih dulu dinilai adalah Bupati/Walikota setelah selesai masa jabatan ini belum selesai ini namanya kita meninggalkan “bom waktu” bagi generasi yang akan datang. Ujar Sarundajang. (jrp)
Manado – Permasalahan tapal batas antara Kabupaten Mitra dan Boltim masih terus belanjut, hal tersebut terus menjadi bahasan permasalahan dalam Rakorev beberapa waktu lalu. Gubernur Sulut Dr. S.H Sarundajang meminta kepada kedua Bupati untuk menyelesaikan permasalahan tapal batas secara wise (bijaksana).
“Mengenai tapal batas di Mitra ini ada kaitannya dengan Boltim. Saya sudah katakan pada Bupati Boltim bahwa yang saya tau sejak saya anak-anak di jembatan Buyat itulah batasnya, batas antara Buyat dan Ratatotok,” tegas Sarundajang.
Lebih lanjut Gubernur terbaik se-Indonesia ini menjelaskan, “memang Pak Bupati (Boltim) ada kesulitan karena adanya desakan masyarakat, tetapi mari kita selesaikan dan jelaskan pada masyarakat secara wise, jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan, karena kalau ada masalah tapal batas, daerah tidak akan dimekarkan wilayahnya, itu salah satu ketentuan mutlak. Tapi kenapa pada waktu dimekarkan diam tidak ada komplain, mungkin dorang bilang diam jo nanti sudah ada itu pemekaran baru, baru komplain. Ini mohon diingatkan kembali kalau sudah ada “tanda-tanda kehidupan” baru saya akan kesana, saya masih percaya Bupati Mitra dan Bupati Boltim, undang tokoh agama, Tokoh masyarakat cari solusi mana yang terbaik kalau masih belum jangan memaksakan dulu sebab ini sumber konflik antara lain pada perbatasan. Anehnya ini (masalah perbatasan) muncul setelah pemekaran, mestinya tidak boleh ada masalah perbatasan di wilayah pemekaran ini,” jelas Sarundajang.
“Karena itu saya harapkan mutlak dulu belum bisa dibentuk kalau ada masalah perbatasan, jadi saya perlu ingatkan kepada Bolmut, Bolsel, Minut, Bitung, coba secara wise, jangan kita meninggalkan masalah, saya akan dinilai kurang bijaksana tetapi yang lebih dulu dinilai adalah Bupati/Walikota setelah selesai masa jabatan ini belum selesai ini namanya kita meninggalkan “bom waktu” bagi generasi yang akan datang. Ujar Sarundajang. (jrp)