Refleksi Iman: Matius 25:31-46
NEW-NORMAL – Istilah ini sedang “nge-trend” pasca Pandemi Covid-19 di saat kejenuhan dari ketidak pastian terhadap kondisi yang cukup lama akibat “social distancing” beberapa negara sudah mulai memberlakukan.
New-Normal (keadaa-baru) tatanan baru “beradaptasi” dari virus corona sebab menurut Lembaga Biologi Molekular atau LBM, mengungkapkan covid-19 tidak akan hilang dia akan berdamping dengan kehidupan manusia dari sudut “virologi” kata Prof Soebandrio.
Pergub Sulawesi Utara nomor 44 Thn 2020 mengungkapkan pedoman Adaptasi kebiasaan baru menuju Masyarakat produktif dan aman.
Hal itu juga senada dengan Pemerintah Indonesia melalui juru bicara COVID-19, Achmad Yurianto. Dimana New-Normal adalah upaya beradaptasi dengan corona yakni membiasakan diri hidup bersih, menggunakan masker, cuci tangan dan standar protocol kesehatan.
New-Normal juga tidak akan memiliki arti penting bila kesadaran iman tidak diikuti
Injil Matius 25:31-46 mengingatkan sebuah pedoman persiapan menghadapi “new-Normal” (Penghakiman terakhir) yakni sebuah keadaan dimana akhir dari segala sesuatu orang percaya akan dikumpulkan : ay 32 “semua bangsa akan dikumpulkan dihadapan-Nya” dari New-York, New-Jersey, New-Delhi, New-Zealand,New-Guinea, New-castle, New-taipe,new-Orleans, New-Bridge,New-Foundland dan lain lain, akan menghadapi NEW-NORMAL dalam bentuk “parousia” (kedatangan Yesus).
Oleh sebab itu persiapan adaptasi terhadap dosa maka Matius mengingatkan tentang “pemisahan”antara gaya hidup yang saling “tolong-menolong”(ay 35-36) dan tabiat “tidak peduli” dengan orang lain dan tendens acuh tak acuh (lih ay 44).
Gambaran pemisahan itu di ambil cara kerja “gembala” yang memisahkan antara Domba dan kambing.
Metafora Domba dan kambing dapat dilihat perilaku dua jenis keluarga “Bovidae” yang tergolong sub familly Caprinae dengan berbagai spesies biri-biri. Kambing jenis capra Hirpus dan Domba jenis Ovis Aries; adalah jenis mamalia yang awal ditemukan manusia dan berkembang dari daerah “zagros” (iran).
Keduanya memiliki bentuk dan sifat yang berbeda.
Kambing lebih agresif dan independen sementara domba memiliki perasaan yang kuat dalam berkelompok dan “tunduk” bila bulunya dicukur.
Kambing tidak bisa apalagi dengan tanduk suka mengancam.
Kedua jenis binatang ini yang dijadikan gambaran Injil Matius dalam pemisahan “new-normal” yakni konsekwensi dari gaya hidup yang tidak peduli (kambing) akan masuk ke tempat siksaan yang kekal (ay 46).
“Kambing kelihatan mangut-mangut tapi bertanduk” artinya gaya hidup manusia yang “munafik” dan tak peduli terhadap mereka yang membutuhkan makanan, minuman pakaian dan peduli kepada yang sakit dan terpenjara (ay 42-43). Tetapi cenderung menyalahkan orang lain dan bersifat mengancam.
Domba menerima berkat (makanan) dengan tenang dan sopan sementara kambing cendrung mencari daun-daun dan pucuk pohon dengan ambisi.
Domba memiliki telinga yang menghadap keatas kritis dan lebih menggambarkan mendengar dulu sebelum bicara.
Kambing memiliki telinga terjungkai kebawah “masa bodoh”.
Apakah kita tergolong seperti kambing or domba?
Matius 25:31-46 sebenarnya bukan bentuk “alegori” (perumpamaan) tapi pengambaran tentang penghakiman terakhir.
Dan gambaran ini di tempatkan Matius pada akhir dari pengajaran-pengajaran Yesus sebelum 2 hari lagi perayaan “paskah” dimana Yesus akan diserahkan untuk di salibkan (Lih.psl 26).
Itu berarti Pasal 25:31-46 lebih penekanan atas legimitasi “mesianik” pada diri Yesus bahwa sekalipun Dia akan menderita tapi Dia akan datang kembali untuk menghakimi.
Hal ini sangat terasa sisi “apologetika” terhadap sosok Yesus untuk menghadapi “ekspetasi” orang Yahudi tentang mesias.
Oleh sebab itu frasa “anak manusia” (ay 31) apabila datang dalam kemuliaan-Nya adalah tentang “mesias” yang merujuk pada nubuatan Daniel 7:13-14 (dimana Yesus yang dimaksud).
Bahwa kemanusiaan Yesus adalah bentuk penjelmaan Allah, agar manusia ditebus (band. Kejadian 3:15; Yesaya 53:4,5; Matius 1:21; 20:28; Lukas 1:68-75; Yohanes 3:16,17; Galatia 4:4,5; 1Timotius 1:15; 1Yohanes 3:8; 4:10).
Kita ketahui Injil matius di tulis sekitar tahun 60-65 dan dia berhadapan dengan orang-orang Yahudi sehingga sangat kental kutipan-kutipan Perjanjian lama.
Apakah kita tergolong seperti kambing or domba? Yang jelas Persiapan new-normal menghadapi pandemi “corona” kita juga harus mempersiapkan iman dan perbuatan kita pada persitiwa New-Normal “parousia”.
Batusaiki: Pdt Lucky Rumopa MTh
Juli Minggu ke II 2020