Manado, BeritaManado.com — Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tercatat 5,54 persen (yoy) pada triwulan I 2023, lebih tinggi dibandingkan nasional.
Pencapaian tersebut didorong oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan kinerja industri pengolahan, khususnya hilirisasi nikel yang menjadi sumber pertumbuhan baru di Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Causa Iman Karana pada pembukaan Seminar Penguatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sulawesi, Maluku dan Papua dengan tema Strategi Akselerasi dan Optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi di Sulampua.
Causa menjelaskan, meski demikian, struktur perekonomian nasional saat ini masih dikontribusikan Pulau Jawa yang memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 57,17 persen; sementara Sulampua tercatat hanya sebesar 9,33 persen.
Merespons hal dimaksud, Pemerintah Pusat saat ini aktif mendorong Pemerintah Daerah dalam penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi baru, salah satunya melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
KEK merupakan program untuk pengembangan ekonomi kewilayahan dengan model terobosan pusat ekonomi baru karena dapat diinisiasi oleh swasta.
KEK adalah quick wins untuk meningkatkan investasi dan kemudahan berusaha dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja.
Dalam KEK, pemerintah memberikan banyak fasilitas dan kemudahan di wilayah KEK diantaranya dukungan infrastruktur, kemudahan perizinan berusaha, pertanahan dan tata ruang, serta insentif perpajakan, kepabeanan dan cukai.
Hingga tahun 2023, terdapat 20 KEK di Indonesia yang statusnya telah beroperasi maupun dalam tahap pembangunan.
Dari jumlah tersebut, 5 (lima) KEK di antaranya berada di wilayah Sulampua yang terdiri dari 3 (tiga) KEK Industri yaitu KEK Palu, KEK Bitung dan KEK Sorong serta 2 (dua) KEK Pariwisata yaitu KEK Likupang dan KEK Morotai.
Dari kelima KEK tersebut, potensi nilai investasi di Sulampua diperkirakan mencapai Rp193 triliun dan diproyeksikan menyerap tenaga kerja sebanyak 243 ribu jiwa.
“Apabila hal ini dapat terealisasi maka pertumbuhan ekonomi Sulampua akan lebih baik,” ujar Causa dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Causa menjelaskan, pengembangan KEK akan memberikan multiplier effect terhadap perekonomian daerah, antara lain (1) peningkatan infrastruktur dasar seperti pembangunan akses jalan, penyediaan air bersih, pembangunan sarana/prasarana TI serta pembangunan jaringan listrik; (2) peningkatan aktivitas perdagangan, jasa, dan akomodasi di sekitar kawasan; (3) penyerapan tenaga kerja lokal; serta (4) peningkatan jumlah wisatawan untuk pengembangan KEK pariwisata.
“Harapan kami, dengan kita mengoptimalisasikan 5 KEK yang ada di Sulampua ini, bisa mendorong pertumbuhan tadi sehingga perekonomian di Sulampua juga bisa jadi besar, sehingga sektor dan efeknya nanti bisa menggerakkan tenaga kerja lebih banyak,” kata Causa.
(srisurya)