
Manado, BeritaManado.com — Posisi strategis Sulawesi Utara (Sulut) di beranda pasifik membuat kawasan ini memiliki peluang besar dalam kemajuan Indonesia.
Tak salah bila kemudian pemerintah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung untuk mempercepat proses tersebut.
Seiring dengan pembentukannya, PT Membangun Sulut Hebat (MSH) kemudian ditetapkan Pemerintah sebagai pengelola kawasan seluas 534 hektare (ha) yang membentang di area strategis Kabima (Kauditan, Bitung, Kema).
Di awal kelahirannya pada 2019 itu, MSH dengan “modal yang sangat terbatas” harus berjibaku dengan pandemi Covid-19 yang mendera seantero jagad.
Tak mau menyerah pada keadaan dan tak ingin menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan, Jefferson “Jeffry” Lungkang yang diberi kepercayaan menakhodai perusahaan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut ini, terus berkreasi menyiasati tantangan itu.
“PT MSH adalah Perusda yang relatif baru, namun secara internal telah melengkapi perangkat-perangkat organisasi serta administrasi meliputi SOP, bussines plan, rencana kerja tahunan serta aturan lainnya,” jelas Jeffry Lungkang.
Dengan segala keterbatasan itu, lanjut Jeffry, KEK Bitung dalam waktu singkat, 2019-2024, minus dua tahun masa Covid-19, mampu menggaet 14 (empat belas) perusahaan/investor/tenan baik dalam maupun luar negeri.
Tak heran bila survival MSH ini mampu menempatkannya dalam 10 (sepuluh) besar seluruh KEK yang ada di Indonesia.
“Dalam Rakernas KEK 8-12 Juli 2024 di Jakarta lalu, semua dibeberkan di depan Dewan KEK Nasional, dan investasi yg diraup KEK Bitung mencapai Rp1,84 triliun,” ungkap Jeffry yang lama berkarir di Bank SulutGo (BSG) dengan jabatan terakhir Direktur Kepatuhan.
Keberhasilan MSH menarik investor menanamkan modalnya hingga triliunan rupiah ini adalah kerja keras dan tanpa “pamrih” dari semua pihak.
Sebelumnya, torehan prestasi ini membuat PT MSH diganjar penghargaan dari World Achievement Association (WAA) dan Media Digital.
Penghargaan Eksklusif ‘No 1 Indonesia Best In Award 2023’ dengan reputasi terbaik dan Penghargaan/Certifificate of Appreciation dari Business Strategy Professional (BSP) salah satu Lembaga Bisnis di Malaysia yang diberikan kepada Jefferson “Jeffry” Lungkang sebagai Dirut PT Membangun Sulut Hebat.
Sertifikat dan trophy sebagai simbol kesuksesan tersebut diberikan kepada kalangan pengusaha, perusahaan, pendidikan dan lembaga yang dinilai telah berhasil dibidangnya.
Sementara kategori penilaian dilakukan secara ketat, melalui tahapan penelitian, survei dan pembenaran data-data dari lembaga terkait.
Ia menjelaskan, penghargaan kepada dirinya bersama PT MSH itu, karena peran serta dan berkontribusi dalam pembangunan, baik dengan pengusaha di Indonesia maupun dengan pengusaha Malaysia.
Menurut Jeffry, ada 7 kriteria utama dan menjadi dasar penilaian seperti Leadership, Strategic Planning, proses Management, Business Result dan lainnya.
Penghargaan-penghargaan ini juga merupakan sarana promosi bagi PT MSH untuk ekspansi usaha kedepan.
KEK Bitung berlokasi di Provinsi Sulawesi Utara dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014.
KEK Bitung memiliki lokasi yang sangat strategis dan merupakan pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik.
Aksesibilitas tersebut didukung dengan adanya Pelabuhan Hub Internasional Bitung sebagai hub Perdagangan bagi Kawasan Timur Indonesia.
Berjarak 44 km dari Ibukota Manado, KEK Bitung diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan dan distribusi barang serta penunjang logistik di Kawasan Timur Indonesia.
Dengan total area seluas 534 ha, KEK Bitung berbasis pada keunggulan Komoditas daerah Provinsi Sulawesi Utara.
Sebagai salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia, KEK Bitung fokus pada industri pengolahan perikanan untuk menghasilkan komoditi ekspor berkualitas internasional.
Selain perikanan, KEK Bitung juga fokus pada Industri Kelapa beserta produk turunannya yang memiliki pasar yang sangat luas dan diminati baik dalam skala nasional maupun internasional.
Berdasarkan potensi wilayah dan keunggulan geostrategis, KEK Bitung diharapkan mendorong hilirisasi dan mendongkrak daya saing sektor perikanan, agro, farmasi dan diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp32,89 triliun dan diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 34.710 hingga tahun 2030.
Namun dibalik keberhasilan yang ada, masih menjadi PR bagi PT MSH untuk mencari Investor Strategis (Penyandang Dana) di mana saat PT MSH ditunjuk sebagai Pengelola KEK Bitung, PT MSH menerima lahan yang belum siap untuk dipasarkan.
Menurut Jeffry, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek pematangan lahan dan pembebasan lahan yang dibuat oleh Kementrian Perindustrian cukup material sedangkan Modal PT MSH sangat minim.
Unsur modal sangat dibutuhkan disetiap usaha ataupun mau inovasi usaha sekecil apapun.
“Bagaimana mau ada pendapatan/profit kalau dagangannya (lahan) belum siap. Namun demikian kami tetap berupaya mencari dan mendatangkan investor/perusahaan/tenan dan menawarkan proyek tersebut, dan bagi calon tenan tetap kami tawarkan untuk masuk melalui lahan masyarakat yang tentunya tidak menghasilkan profit bagi PT MSH,” kata Jeffry.
Lanjutnya, sampai posisi Desember 2024, tenan di KEK Bitung sudah sebanyak 14 (empat belas) tenan/perusahaan/pelaku usaha dengan menggunakan 1448 tenaga kerja.
Tenan-tenan yang ada sebagian besar sudah berproduksi dengan total nilai produksi Rp511,5 miliar dan Total Nilai Ekspor Rp367,6 miliar.
“Dengan keberadaan dari ke-14 tenan ini, multiplier effect yaitu peningkatan ekonomi masyarakat tentunya sangat berdampak,” pungkas Jeffry.
(***/srisurya)