Manado, BeritaManado.com – Permainan politik uang dipesta demokrasi sudah bukan rahasia umum lagi di kalangan masyarakat, dan seakan tidak terlepas dari para calon.
Hal ini mendapat perhatian dari salah satu pengamat politik Sulawesi Utara (Sulut) Dr. Ferry Daud Liando.
Saat diwawancara BeritaManado.com, Ferry Liando menegaskan politik uang bisa dihilangkan, kalau semua calon itu punya moral yang baik.
“Uang itukan dari calon, kebanyakan calon yang bagi-bagi uang bukan pemimpin yang bermoral,” tegas Liando.
Lanjutnya, mereka berusaha membeli suara pemilih, dan jika tepilih maka kesempatan mereka untuk memperkaya diri sendiri untuk mengembalikan berkali-kali lipat dari uang yang dikeluarkan saat kampanye pemenangan.
Jika semua calon hanya bermodalkan uang dalam kompetisi pilkada, maka pilkada bukan lagi ajang demokrasi, tetapi menjadi arena pertarungan aktor-aktor licik.
“Jangan menjadikan kompetisi pilkada itu pertarungan si licik melawan si licik. Jika mencalonkan diri menjadi kepala daerah hanya bermotifkan pengabdian dan ingin berbakti pada rakyat, tentu tidak mungkin baginya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan,” ujarnya.
Liando menambahkan, karena telah memiliki target hanya untuk memperkaya diri ketika hendak berkuasa, maka segala cara bisa dikakukannya untuk mendapatkan kekuasaan termasuk menyuap pemilih.
“Calon yang hanya bermodalkan kekuatan uang untuk memenangi kompetisi biasanya memilki visi gelap jika akan terpilih,” pungkas Liando.
(Hardinan Sangkoy)