Amurang – Cakalang fufu menjadi salah satu komoditi andalan Minahasa Selatan. Namun komoditi ini terancam lantaran berkurangnya stok bahan baku berupa ikan cakalang segar. Akibatnya tidak sedikit yang harus menghentikan sementara produksinya.
Berkurangnya stok ikan cakalang sebenarnya tidak lazim, karena saat ini cuaca mendukung. Bahkan biasanya stok melimpah dari pajeko.
Tapi beberapa minggu ini kalaupun ada, ukurannya tidak cocok untuk dijadikan cakalang fufu. Tidak heran bila pedagang cakalang fufu juga kesulitan mendapat bahan dagangan.
Salah satu pembuat ikan cakalang bernama Max Potu menuturkan ia saat ini belum menjual ikan cakalang fufu karena tidak ada nelayan yang menjual ikan cakalang kepadanya.
“Mungkin tunggu beberapa minggu lagi, pasokan ikan akan kembali normal seperti semula. Kalau tidak kami bisa gulung tikar,” tukasnya.
Max yang merupakan warga di Desa Kilometer Tiga, Kecamatan Amurang menambahkan usahan ikan cakalang fufu sudah dirintisnya sejak 10 tahun yang lalu.
“Selama itu, memang banyak suka dan duka. Semisal seperti ini, disaat barang baku kurang produksi kami turut terpengaruh,” katanya lagi.
Ia hanya berharap dalam beberapa pekan ke depan ikan cakalang di laut akan normal lagi. “Agar saya bisa kembali menghidupi keluarga saya,” katanya.
Sebenarnya kata Max ada alternatif lain baginya yakni menjual ikan tuna fufu. Namun ia berpendapat harga ikan tuna sedikit lebih mahal dari ikan cakalang.
“Lagi pula orang lebih suka beli ikan cakalang daripada ikan tuna. Jadi karena faktor ini saya tak jual ikan tuna,” katanya lagi. (sanlylendongan)
Amurang – Cakalang fufu menjadi salah satu komoditi andalan Minahasa Selatan. Namun komoditi ini terancam lantaran berkurangnya stok bahan baku berupa ikan cakalang segar. Akibatnya tidak sedikit yang harus menghentikan sementara produksinya.
Berkurangnya stok ikan cakalang sebenarnya tidak lazim, karena saat ini cuaca mendukung. Bahkan biasanya stok melimpah dari pajeko.
Tapi beberapa minggu ini kalaupun ada, ukurannya tidak cocok untuk dijadikan cakalang fufu. Tidak heran bila pedagang cakalang fufu juga kesulitan mendapat bahan dagangan.
Salah satu pembuat ikan cakalang bernama Max Potu menuturkan ia saat ini belum menjual ikan cakalang fufu karena tidak ada nelayan yang menjual ikan cakalang kepadanya.
“Mungkin tunggu beberapa minggu lagi, pasokan ikan akan kembali normal seperti semula. Kalau tidak kami bisa gulung tikar,” tukasnya.
Max yang merupakan warga di Desa Kilometer Tiga, Kecamatan Amurang menambahkan usahan ikan cakalang fufu sudah dirintisnya sejak 10 tahun yang lalu.
“Selama itu, memang banyak suka dan duka. Semisal seperti ini, disaat barang baku kurang produksi kami turut terpengaruh,” katanya lagi.
Ia hanya berharap dalam beberapa pekan ke depan ikan cakalang di laut akan normal lagi. “Agar saya bisa kembali menghidupi keluarga saya,” katanya.
Sebenarnya kata Max ada alternatif lain baginya yakni menjual ikan tuna fufu. Namun ia berpendapat harga ikan tuna sedikit lebih mahal dari ikan cakalang.
“Lagi pula orang lebih suka beli ikan cakalang daripada ikan tuna. Jadi karena faktor ini saya tak jual ikan tuna,” katanya lagi. (sanlylendongan)