Manado, BeritaManado.com — Ketua Umum Perkumpulan Pecinta Kebaya Noni Indonesia (PPKNI), Coreta Louise Kapoyos, terus berupaya agar Kebaya Noni menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Bahkan, Coreta Louise ingin Kebaya Noni diakui UNESCO sebagai budaya warisan Sulawesi Utara (Sulut).
Kekinian, PPKNI bersama Dinas Kebudayaan menggelar Focus Group Discussion (FGD) sebagai tindaklanjut cita-cita tersebut.
FGD digelar di Ruang Tumbelaka Kantor Gubernur Sulut, Senin (7/10/2024).
Sejumlah ahli hadir pada acara ini.
Mulai dari seniman dan budayawan Sulut, akademisi, pakar hukum hingga perwakilan pemerintah.
Coreta bilang, rencana mendaftarkan Kebaya Noni ke Kementerian Riset dan Teknologi menjadi WBTB sangat didukung Gubernur Sulut, Olly Dondokambey.
Dalam FGD, Coreta secara detail menjelaskan arti dan filosofi dari Kebaya Noni.
Seperti karakteristik bahan, hingga kategori yang membedakan Kebaya Noni untuk perempuan menikah dan yang belum.
“Terima kasih untuk dukungan semua pihak. Kami ingin Kebaya Noni mendapat pengakuan nasional hingga dunia, sebagai kekayaan budaya Sulut khususnya Minahasa,” tegas Coreta.
Menurut Coreta, pihaknya sampai sekarang terus memperkenalkan Kebaya Noni ke internasional.
Dikatakan, di sebuah ivent di Finlandia dan Kanada, Kebaya Noni telah dipertotonkan ke publik dan mendapat respons luar biasa.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat, Budayawan Reiner Ointu dan Merdeka Gedoan, turut mempertegas Kebaya Noni sebagai kosmologi Minahasa.
Di kesempatan itu, peserta FGD juga melihat langsung balutan indah Kebaya Noni yang dipakai dua orang model.
Hadir pula Sherly Wenas, perwakilan keluarga almarhum Jessy Wenas yang menulis tentang Kebaya Noni.
(Alfrits Semen)