Bitung, BeritaManado.com – Dampak blasting atau peladakan di wilayah mata air Aerujang oleh pihak pekerja jalan Tol Manado-Bitung rupanya tidak hanya dirasakan warga Pinokalan Asri Kelurahan Pinokalan Lingkungan VI Kecamatan Ranowulu.
Sejumlah netizen juga mengaku merasakan hal yang sama, yakni material batu beterbangan saat proses blasting terjadi dan menimpa sejumlah kendaraan yang kebetulan melintas di sekitar lokasi proyek tol Manado-Bitung, Sabtu (10/07/2021) siang.
Salah satu adalah Stefanus Stanley Ryanaldy yang mengaku menjadi saksi bagaimana material batu beterbangan ke arahnya saat terjadi ledakan dari lokasi proyek tol.
Stefanus mengaku kaget dan sempat panik hingga anaknya yang ada bersama dirinya saat kejadian menangis ketakutan.
“Qt saksi yang liat sendiri material batu berterbangan karena saat kejadian, pas qt p oto ada lewat lokasi proyek yang herannya, penanggungjawab proyek tidak memberi tahu pengendara.mobil.atau motor.utk tidak.lewat dulu sementara peledakan. Akibatnya qt p oto dgn bbrrapa oto terjebak sebelum jembatan tol saat peledakan. Dan beberapa oto di muka pa qt ada yang kena material.batu smpe body oto peot, bahkan qt p.anak masih umur 2 thn di dlm oto sempat ketakutan gara2 material batu yg berterbangan,” tulis Stefanus di kolom komentar facebook menanggapi link https://beritamanado.com/material-blasting-proyek-tol-manado-bitung-ancam-keselamatan-warga-pinokalan-asri/.
Dirinya menilai, aktivitas blasting yang dilakukan pihak tol sangat membahayakan masyarakat karena tidak ada peringatan apalagi pengamanan sekitar lokasi sebelum proses peledakan dilakukan.
“Herannya, penanggungjawab proyek tidak memberi tahu pengendara.mobil.atau motor.utk tidak.lewat dulu sementara peledakan,” katanya.
Selain Stefanus, netizen lainnya yakni Torkis Aritonang meminta pihak tol lebih profesional dan mengutamakan keselamatan dalam melakukan aktivitas blasting.
“Seharusnya ada Safety Officer yg bertugas utk memastikan arah peledakan yg aman kemudian penjagaan yg aman dlm radius tertentu sesuai jenis bahan peledak yg digunakan, kemudian ada pengawasan terhadap kendaraan yg melintas serta penduduk yg diamankan baik orang maupun rumahnya,” tulis Torkis.
Sementara itu, di Pinokalan Asri dari informasi ada empat rumah warga yang diduga menjadi korban material blasting adalah rumah Keluarga Chandra-Rachmawaty (batu masuk dalam rumah), Keluarga Ngongoloy-Sanger (beton rumah dan seng terkena batu), Keluarga Tapahing-Rampengan (kaca jendela pecah batu masuk dalam rumah), rumah Jerry (tong air pecah) dan rumah Imelda Lahope (atap rumah bocor terkena batu).
Sayangnya, kejadian yang mengancam keselamatan warga itu diduga tidak diketahui Lurah Pinokalan, Keti Emor.
Buktinya, Keti enggan menanggapi ketika dikonfirmasi apakah betul ada rumah warganya yang tertimpa material blasting via WhatsApp tidak ditanggapi kendati sudah muncul tanda telah dibaca atau read.
(abinenobm)