Manado – Kawasan pesisir adalah bagian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki fungsi tertentu yang ditetapkan berdasarkan kriteria karakteristik fisik, biologi, sosial dan ekonomi.
Kawasan pesisir menjadi mosaik sosial dan budaya, karena sebagai tempat bertemunya pendatang dari berbagai daerah serta ekosistem yang paling beragam, rumit dan produktif.
Bahkan kawasan pesisir sangat penting perannya dalam menjamin pengadaan pangan dunia. Secara historis, kota-kota penting dunia bertempat tidak jauh dari laut. Alasannya, kawasan ini memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan, serta memudahkan terjadinya perdagangan antar daerah, pulau, dan benua.
Menariknya, dalam memperbaiki kondisi wilayah dan kota-kota pesisir dalam memberikan kenyamanan serta lingkungan sehat bagi warga kota, saat ini pemerintah mencanangkan jargon konsep kota hijau (green city concept). Jargon ini telah diwujudkan dalam bentuk Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Kota hijau atau kota ramah lingkungan dalam hal mengefisienkan dan mengefektifkan pemanfaatan sumber daya air, mengurangi limbah, menerapkan sistim transpotasi terpadu, menjamin adanya kesehatan lingkungan.
Sehubungan dengan itu, Asosiasi Sekolah Perencana Indonesia (ASPI) menggelar seminar nasional (semnas) dengan mengangkat isu ‘Kota Hijau Pesisir‘.
“Semnas ini dilaksanakan dua hari 19-20 September dan 21 September dilanjutkan kongres ASPI ke-7. Pembukaan di Hotel Quality Manado, kemudian dipusatkan di Gedung Fakultas Tehnik Unsrat dan Gedung Pascasarjana Unsrat,” ujar Ketua Umum Panitia, Dr Ir Veronica A Kumurur MSi kepada BeritaManado.com, siang tadi.
Tujuannya untuk mendapatkan pemikiran-pemikiran, pengalaman baik dalam merencanakan maupun melaksanakan pembangunan. Dan membuat kebijakan pembangunan di wilayah dan kota pesisir berbasis konsep hijau. Pesertanya sudah mulai berdatangan di Kota Manado — Dr Ir Veronica A Kumurur MSi
Peserta yang hadir dalam pertemuan nasional itu antara lain para ahli perencana dan anggota ASPI seluruh Indonesia. (Agust)