MANADO – Menyusul segera dideklarasikannya Gerakan Federal Indonesia di Minahasa (Gerafim), 18 Agustus 2011 Mendatang di Batu Pinawetengan, mendapat kritikan dari kelompok nasionalis. Dalam jumpa persnya, Jumat (05/08) akhir pekan lalu.
Kelompok Nasionalis yang Dihadiri, Sekjen Brigade Manguni, Renata Ticonawu. Wakil Ketua Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Sulut, Fiko Onga. Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sulut, Alwan. Aktifis Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (Fodim) Unsrat, Nilton Durado. Ketua Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Manado, Zenith. Wakil Ketua Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Manado, Risat Sanger. Pengamat Politik Sulut, Taufik Tumbelaka.
Menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah “Harga Mati”.
“Hak menyatakan pendapat dan hak untuk berorganisasi adalah hak asasi manusia yang dijamin dalam UU hak menyatakan pendapat. Tetapi aspirasi untuk mengubah bentuk negara kesatuan sulit untuk diwujudkan. Karena selain Bentuk Negara Kesatuan menjadi amanat UUD 1945, juga akan ditolak Partai Politik karena NKRI adalah salah satu pilar kebangsaan Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UU no. 2 tahun 2011 tentang Parpol,” ujar Taufik Tumbelaka.
Sedangkan KAMMI Sulut menjelaskan ada bentuk negara federal yang sukses ada pula yang gagal, begitu juga dengan negara yang berbentuk kesatuan. “Kegagalan dan kesuksesan lebih ditentukan oleh kepemimpinan nasional suatu negara, kalau melihat contoh dari Unisoviet sebagai Negara Federal Non Demokratis hancur. Begitu juga dengan Amerika Serikat sebagai negara federal dan demokratis yang sekarang punya hutang besar pada Cina. Sebaliknya Cina sebagai negara sentralistik dan one party system dan non demokratis menjadi negara makmur dan negara yang sukses memanfaatkan peluang tantangan globalisasi,” jelas Alwan yang turut dibenarkan aktifis SOKSI Manado.
Sedangkan BMI dan Fokusmaker menegaskan akan menghadapi siapa saja kelompok maupun individu yang mencoba merongrong NKRI dan Pancasila. “Pada Hakekatnya aspirasi ini berlatar belakang ketidak puasan atas keterbelakangan daerah. Oleh karenanya kami menjelaskan BMI akan menjadi Garda Terdepan dalam menghadapi kelompok yang mencoba merongrong NKRI,” ujar Renata Ticonuwu.
Dukungan serupa datang dari Ketua GP Ansor Sulut yang juga Anggota DPRD Sulut, Benny Rhamdani. Kepada wartawan melalui teleponnya, semalam menjelaskan, dirinya mendukung pernyataan yang telah dikemukakan kelompok nasionalis. “GP Ansor siap berada bersama di barisan terdepan untuk menghadapi kelompok Federal tersebut, dan Bert Supit janganlah bermimpi dan berhalusinasi untuk mengubah NKRI menjadi Negara Federal. Karena hal tersebut tak mungkin terjadi,” ujar Rhamdani. (is)