Manado, BeritaManado.com – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengadakan Temu Media Kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella Provinsi Sulawesi Utara di Hotel Aston, Manado, Jumat (20/7/2018).
Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemprov Sulut, Christian Iroth, menjadi narasumber pada acara yang dihadiri puluhan wartawan ini.
Christian Iroth mengharapkan peran media untuk menyosialisasikan program imunisasi nasional untuk menjamin kesehatan anak-anak Indonesia bebas dari campak dan rubella.
“Kalau bicara sosialisasi teman-teman wartawan pakarnya. Jika ada isu negatif wartawan langsung bisa melakukan klarifikasi menggunakan pendapat pakar. Majelis Ulama Indonesia saja sudah mengakui, jadi vaksin imunisasi itu halal,” jelas Christian Iroth.
Christian Iroth memberikan tips, menyarankan teknis sosialisasi oleh media menggunakan gambar-gambar untuk menarik perhatian pembaca.
Bisa dijelaskan dalam pemberitaan, manfaat, tujuan dan dampak dari imunisasi. Ditulis juga dampak negatif jika balita dan anak-anak tidak diimunisasi.
“Sosialisasikan bahwa imunisasi campak dan rubella sangat penting. Balita dan anak-anak yang tidak diimunisasi akan berdampak fatal di kemudian hari, bisa mengalami kebutaan bahkan meninggal dunia,” tandas Christian Iroth.
Diketahui, acara dibuka Rima Lolong dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara mewakili Gubernur Olly Dondokambey.
Dukungan untuk Kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella di Provinsi Sulawesi Utara dibacakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Utara, dr Franky Maramis.
Dijelaskan dr Franky Maramis, kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella (MR) di Indonesia menyasar sekitar 70 juta anak yang terdiri atas 2 tahap yaitu fase 1 tahun 2017 di 6 provinsi di pulau Jawa yang telah mencakup 37 juta anak dan fase 2 tahun 2018 di 28 provinsi lainnya yang menargetkan 31.963.000 anak usia 9 bulan – 15 tahun.
Provinsi Sulawesi Utara memiliki sasaran 5091.775 anak di 15 kabupaten dan kota.
Keberhasilan program ini sangat penting dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia, untuk itu diperlukan adanya komitmen dan dukungan bersama untuk menyuseskan kegiatan ini.
“Berbagai pemangku kepentingan ikut berkomitmen untuk menyukseskan Kampanye Nasional Imunisasi MR dan program imunisasi rutin agar berhasil menjangkau setiap anak dengan angka cakupan sasaran minimal 95 persen di setiap wilayah,” terang drFranky Maramis.
Melalui berbagai upaya dan ikhtar diantaranya dalam bentuk komunikasi, informasi, edukasi, advokasi dan sosialisasi dalam rangka menyukseskan pelaksanaan imunisasi MR pada Agustus dan Septeber 2018.
“Kami berkomitmen untuk menyukseskan Kampanye Nasional Imunisasi MR di Provinsi Sulawesi Utara,” terang dr Franky Maramis.
Kesempatan ini dilakukan penandatanganan dukungan Kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella diantaranya dari Pemprov Sulut, Majelis Ulama Indonesia, Sinode GMIM, Komda KIPI, UNICEF, PPNI, Forum Kerukunan Umat beragama dan Jurnalis Independen Pemprov Sulut.
(JerryPalohoon)
Manado, BeritaManado.com – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengadakan Temu Media Kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella Provinsi Sulawesi Utara di Hotel Aston, Manado, Jumat (20/7/2018).
Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemprov Sulut, Christian Iroth, menjadi narasumber pada acara yang dihadiri puluhan wartawan ini.
Christian Iroth mengharapkan peran media untuk menyosialisasikan program imunisasi nasional untuk menjamin kesehatan anak-anak Indonesia bebas dari campak dan rubella.
“Kalau bicara sosialisasi teman-teman wartawan pakarnya. Jika ada isu negatif wartawan langsung bisa melakukan klarifikasi menggunakan pendapat pakar. Majelis Ulama Indonesia saja sudah mengakui, jadi vaksin imunisasi itu halal,” jelas Christian Iroth.
Christian Iroth memberikan tips, menyarankan teknis sosialisasi oleh media menggunakan gambar-gambar untuk menarik perhatian pembaca.
Bisa dijelaskan dalam pemberitaan, manfaat, tujuan dan dampak dari imunisasi. Ditulis juga dampak negatif jika balita dan anak-anak tidak diimunisasi.
“Sosialisasikan bahwa imunisasi campak dan rubella sangat penting. Balita dan anak-anak yang tidak diimunisasi akan berdampak fatal di kemudian hari, bisa mengalami kebutaan bahkan meninggal dunia,” tandas Christian Iroth.
Diketahui, acara dibuka Rima Lolong dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara mewakili Gubernur Olly Dondokambey.
Dukungan untuk Kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella di Provinsi Sulawesi Utara dibacakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Utara, dr Franky Maramis.
Dijelaskan dr Franky Maramis, kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella (MR) di Indonesia menyasar sekitar 70 juta anak yang terdiri atas 2 tahap yaitu fase 1 tahun 2017 di 6 provinsi di pulau Jawa yang telah mencakup 37 juta anak dan fase 2 tahun 2018 di 28 provinsi lainnya yang menargetkan 31.963.000 anak usia 9 bulan – 15 tahun.
Provinsi Sulawesi Utara memiliki sasaran 5091.775 anak di 15 kabupaten dan kota.
Keberhasilan program ini sangat penting dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia, untuk itu diperlukan adanya komitmen dan dukungan bersama untuk menyuseskan kegiatan ini.
“Berbagai pemangku kepentingan ikut berkomitmen untuk menyukseskan Kampanye Nasional Imunisasi MR dan program imunisasi rutin agar berhasil menjangkau setiap anak dengan angka cakupan sasaran minimal 95 persen di setiap wilayah,” terang drFranky Maramis.
Melalui berbagai upaya dan ikhtar diantaranya dalam bentuk komunikasi, informasi, edukasi, advokasi dan sosialisasi dalam rangka menyukseskan pelaksanaan imunisasi MR pada Agustus dan Septeber 2018.
“Kami berkomitmen untuk menyukseskan Kampanye Nasional Imunisasi MR di Provinsi Sulawesi Utara,” terang dr Franky Maramis.
Kesempatan ini dilakukan penandatanganan dukungan Kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella diantaranya dari Pemprov Sulut, Majelis Ulama Indonesia, Sinode GMIM, Komda KIPI, UNICEF, PPNI, Forum Kerukunan Umat beragama dan Jurnalis Independen Pemprov Sulut.
(JerryPalohoon)