Kawangkoan, BeritaManado.com — Profesi tukang pijit belerang di objek wisata Bukit Kasih Kanonang Kecamatan Kawangkoan ternyata punya latar belakang sejarah yang diluar dugaan banyak orang.
Dalam hal ini, mungkin orang-orang beranggapan profesi tersebut merupakan warisan turun temurun dari otangtua mereka, akan tetapi tidak demikian adanya.
Menurut pengakuan Jein Lolowang, bahwa dirinya sudah menekuni pekerjaan tersebut sejak 15 tahun lalu.
“Sekitar tahun 2004 ada seorang ibu dari Papua datang ke Bukit Kasih dan dia melihat potensi air panas belerang. Dia mengajarkan kami beberapa warga desa bagaimana cara-cara memijat. Demikianlah seterusnya kami lakukan ini hingga seksrang,” jelasnya.
Untuk saat ini, dirinya mengakui sudah beberapa kali mendapatkan pelatihan dari Dinas Pariwisata Sulawesi Utara, hanya saja belum dibekali dengan sertifikat.
“Menurut saya ada baiknya juga kami mendapatkan pelatihan lagi dari tenaga ahli Fisioterapi dan Dinas Kesehatan agar bisa mendapatkan sertifikat. Saya menyadari apa yang kami lakukan ini punya tanggung jawab terhadap kesehatan orang lain,” ungkapnya.
Ditambahkannya, sertfikat yang diperoleh akan menjadi bukti legalitas dari pekerjaan yang ditekuni saat ini, sehingga dapat lebih meyakinkan pengunjung serta bisa dipertanggungjawabkan.
Adapun latar belakang dikatakan jasa tukang pijit belerang, dikarenakan sebelum pengunjung dipijit, terlebih dahulu melakukan perendaman kaki di bak air belerang yang berasal dari dalam tanah yang memang mengandung belerang. (Frangki Wullur)