Jakarta, BeritaManado.com — Kisah perjalanan karir Brigjen Pol (Purn) Aridan Jeremia Roeroe sebagai seorang Anggota Polri jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) selalu membekas di setiap tempat tugas.
Masih di bumi Borneo Kalimantan, kepada BeritaManado.com, Senin (1/11/2021), Brigjen Pol (Purn) Aridan Roeroe mengatakan bahwa setelah dirinya bertugas selama kurang lebih saatu tahun sebagai perwira Samapta, selanjutnya mendapat tantangan baru di wilayah pelabuhan.
Sang Jenderal dengan bangga menerima tugas sebagai Kepala Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Balikpapan, dimana satu hal yang disadarinya bahwa tugas tersebut berkaitan erat dengan masalah perekonomian masyarakat.
“Tantangan ini saya rasa unik, karena bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat luas. Pada awal tugas saya meminta petunjuk pejabat yang lebih senior, namun tidak ada rekan Anggota Polri yang dapat memberi arahan. Hal itu karena saat itu tidak ada Perwira lulusan Akpol yang pernah ditugaskan di kawasan pelabuhan laut,” ungkap Brigjen Pol (Purn) Aridan Roeroe.
Ditambahkannya, saat bertugas di Pelabuhan Balikpapan (1987-1990), ditemukan cukup banyak permasalahan penyalahgunaan hasil hutan terutama kayu, penyeludupan barang secara fisik apalagi dengan modus administrasi.
Meski demikian, ada hal menarik dialami saat bertugas di Pelabuhan Balikpapan, dimana saat itu diperhadapkan dengan situasi untuk pengamanan penumpang Kapal Pelni KM Kambuna yang berlayar dari Jakarta menuju Manado, demikian juga jalur pelayaran kembalinya.
Pada zaman itu, KM Kambuna merupakan salah satu sarana transportasi laut yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Manado.
“Jika ada masyarakat Manado bepergian ke Jakarta, maka salah satu jasa pelayaran yang dipilih yaitu KM Kambuna. Jika transit di Balikpapan, maka tidak sedikit warga Manado berkumpul di suatu tempat untuk sekedar bertemu. Kapa KM Kambuna juga tak jarang jadi tontonan banyak orang jika sedang merapat di pelabuhan,” ujarnya.
Suatu momen yang masih teringat hingga kini, yaitu saat Brigjen Pol (Purn) Aridan Roeroe dengan seragam yang kala itu berpangkat Letnan Dua Polisi.
Kesan gagah, berwibawa dan jual tampang, Brigjen Pol (Purn) Aridan Roeroe menjalankan tugas-tugas pengamanan kewilayahan dengan penuh tanggung jawab.
Namun demikian, ada juga tugas-tugas yang serius ditangani, misalnya kasus perekrutan gadis asal Manado untuk dipekerjakan sebagai wanita malam di Kalimantan Timur.
“Waktu itu juga, saya dan jajaran pengamanan Pelabuhan Balikpapan berhasil mengungkap adanya perekrutan tenaga jerka illegal Indonesia yang secara tidak manusiawi dimuat di kapa kecil untuk dikirim ke Malaysia,” katanya.
Terinspirasi oleh keberhasial mengungkap sejumlah kasus ketenagakerjaan di Pelabuhan Balikpapan, akhirnya membuat saya mengakatnya dalam penyusunan Skripsi saat menjalani pendidikan di PTIK.
Sektiar 3 tahun bertugas di Pelabuhan Balikpapan sampai usia genap 26 tahun dengan pangkat naik satu tingkat lebih tinggi yaitu Letnan Satu Polisi, ada kabar gembira diterima dari Manado bahwa kekasih yang telah menjalin hubungan sejak Kelas 3 SMP ternyata telah selesai kuliah di Fakultas Kedokteran Universita Sam Ratulangi Manado.
Dipicu keinginan untuk bertemua, Brigjen Pol (Purn) Aridan Roeroe memberanikan mengurus cuti dan bergegas ke Manado.
“Singakt cerita, setelah bertemua pad akhirnya tanggal 28 April 1990, saya menikah dengan sang kekasih Dokter Diana Tamboto di Auditorium Bukit Inspirasi,” ungkapnya.
(Frangki Wullur)