Boroko, BeritaManado.com – Terkadang guru sering dianalogikan sebagai gula, orang tua diibaratkan sebagai kopi, dan siswa sebagai rasa.
Filosofi diatas diutarakan Bupati Depri Pontoh saat pelantikan pengurus PGRI Bolmut masa khidmat 2021-2025, Kamis (14/10/2020) kemarin.
Bertempat di Aula Kantor Kecamatan Kaidipang, Depri Pontoh menjelaskan ungkapan dari tiga gambaran yang dimaksud.
Menurut orang nomor satu di Bolmut ini, jika rasa kopi terlalu pahit, maka yang disalahkan adalah gula (guru, red) karena gulanya terlalu sedikit.
“Jika rasa kopi terlalu manis, gula juga yang disalahkan, karena gulanya terlalu banyak,” katanya.
Takaran kopi dan gulanya pas, lanjutnya, maka yang dipuji adalah kopi dan rasanya yang manis.
“Jadi berbagai ujian dan cobaan, tantangan, masukan, kritikan, diterima semua. Karena guru adalah bagimu negeri,” sebutnya.
Ia menguraikan, posisi guru dalam sistem pendidikan kita, guru dibutuhkan dan memiliki posisi sangat strategis, tetapi keberdayaannya diangap sebagai pelengkap dan jika ada yang kurang, maka yang melengkap yang disalahkan.
“Jika siswa nakal atau prestasinya turun, maka gurulah yang disalahkan. Tetapi kalau siswa berprestasi, maka orang tuanya yang mendapatkan nama,” ujarnya.
Kata Depri, berdasarkan uraian ini, maka antara gula kopi dan rasa pada dasarnya saling melengkapi tidak ada yang merasa dirinya paling penting.
“Guru pada dasarnya adalah sebuah singres dan kalimat dikukuh dan ditiru,” singkatnya.
Kata-kata penuh filosofi tentang ilmu hidup sudah selayaknya guru bukan hanya menjadi penjebatan materi-materi pelajaran di sekolah.
“Namun lebih dari itu, guru merupakan orang tua kedua bagi murid, dimana paling tidak seorang murid akan menghabiskan waktu bersama sang guru,” jelasnya.
Ungkapnya, sehingga peran guru bagi kehidupan masa depan sangat signifikan dan itu menjadi bukti nyata bahwa filosofi guru bukan hanya sebagai distor ilmu-ilmu disekolah.
“Namun lebih dari itu, filosofi sang guru adalah seorang kreator masa depan anak didiknya,” kuncinya.
(Nofriandi Van Gobel)