Manado – Dr Frederik Worang sebagai Dosen Tata Kelola di Universitas Samratulangi Manado, menilai pemadaman listrik yang sering terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Utara khususnya di Kota Manado sangat keterlaluan dan sebagai pembodohan masyarakat.
“Keterlaluan dan pembodohan for torang samua. Jadi torang dianggap orang bodoh samua,” kata Gerdi sapaan akrabnya ketika dihubungi BeritaManado.com, Kamis (16/10/2014) siang.
Dijelaskan Gerdi, yang dimaksud keterlaluan, karena sampai sekarang ini dari bertahun-tahun lalu, tidak ada penyelesaiannya akan masalah pemadaman listrik.
Sedangkan pembodohan, dengan adanya alasan-alasan pihak PLN Sulutenggo yang dinilai itu-itu saja.
“Alasan yang kita dengar dari dulu, misalnya pohon tumbang, travo rusak, jaringan rusak, mesin rusak. Sebenarnya disini tak ada transparan apa sebenarnya yang terjadi di PLN,” ujar Gerdi.
Tidak adanya transparan di pihak PLN, karena menurut Gerdi ada pembatasan subsidi pemerintah ke pihak PLN.
“Generator listrik itukan digerakan diesel, itu disubsidi. Karena ada pembatasan, dugaan saya PLN mengurangi operasi listrik, operasi gensetnya,” jelas Gerdi.
Akibatnya, Gerdi mengakui yang menjadi korban adalah masyarakat itu sendiri.
“Dorang PLN so janji dari tahun lalu, bilang ini nda mo mati-mati lampu, sampe skarang ada janji lagi, bilang sampe tanggal 30 September tapi ini masih terjadi pemadaman,” kata Gerdi
“Inilah PLN, kita semua dianggap bodoh, dilecehkan. Termasuk Gubernur dan Wali Kota dibodohi oleh PLN,” tandas Gerdi. (robintanauma)
Baca juga:
- Ingkar Janji, Herry Tombeng: Manajemen PLN Tak Bisa Dipercaya
- PLN Ingkar Janji, DPRD Manado Dibuat Malu
- Ingkar Janji, Warga Manado Malah ”Dibohongi” PLN
- Awas PLN! Janji Pemadaman Sampai 30 September
- PLN Janji Pemadaman Listrik Berakhir 30 September