Jakarta, BeritaManado.com — Menjadi seorang fasilitator untuk pengembangan iman umat membutuhkan keterampilan berbicara kepada banyak orang dalam berbagai model situasi.
Dalam hal ini, keterampilan berbicara di depan banyak orang atau bahasa lazimnya public speaking menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
Menurut Frans Budi Santika yang menjadi pembawa materi publck speaking dalam acara Training of Trainer Fasilitator Pengembangan Iman Umat yang diselenggarakan oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Konferensi Waligereja Indonesia, Rabu (25/8/2021) via zoom meeting.
Menurut Frans Budi Santika, saat seorang yang memegang peran sebagai fasilitator, maka sangat penting untuk memahami gaya komunikasi audiens dalam menyampaikan suatu informasi.
“Kita boleh berbicara dengan ciri khas kita apakan visual, auditory maupun kenietetik, namun tidak kalah penting bagi kita untuk memahami gaya komunikasi lawan bicara kita. Karena yang terjadi adalah komunikasi dua arah, maka dalam menanggapi reaksi audiens pada sebuah pertemuan daring atau luring, kita perlu menyesuaikan diri dengan gaya komunikasi audiens,” jelasnya.
Diharapakannya, semoga materi yang diberikan malam ini dapat semakin menambah wawasan sambil terus belajar bukan hanya sekedar memeprtajam gaya komunikasi diri sendiri, namun juga untuk memahami bahkan menguasai gaya komunikasi lainnya.
(Frangki Wullur)