Ratahan, BeritaManado.com – Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Ranting Santa Faustina Belang mengadakan kegiatan pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik cair Daun Gamal, serta bercocok tanam menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati.
Hal ini selaras dengan tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) Komisi KWI 2020-2022, yakni melindungi dan mengelola sumber hak hidup ekonomi masyarakat yang bermartabat, berbelarasa, dan berkelanjutan, dengan jenjang tema Tahun 2020 membangun kehidupan ekonomi yang bermartabat.
“Sehari setelah pendalaman APP 2020 di Stasi Rasi, Pengurus dan Anggota WKRI Ranting Santa Faustina Belang langsung menindaklanjutinya dengan program tersebut sebagai aksi nyata APP 2020,” ungkap Pastor Paroki Santo Lukas Ratahan, Lexi Nangoy, Pr.
Ini juga merupakan bentuk dukungan perkembangan di bidang sosial ekonomi yang diupayakan Gereja Katolik dalam karya pastoral.
Dalam hal ini, Gereja berpastoral di bidang sosial ekonomi dengan suatu maksud, yaitu kegiatan ekonomi harus dilaksanakan menurut metode-metode dan kaidah-kaidahnya sendiri dalam batas-batas moralitas sehingga terpenuhilah rencana Allah tentang manusia.
“Selain WKRI Ranting Santa Faustina Belang, ranting-ranting lain juga telah menyusun program-program sebagai aksi nyata sehubungan dengan tema APP ini, misalnya WKRI Ranting Stasi Nasaret menetapkan “Program Keterampilan Kain Tenun Flores” yang sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu,” tukas Pastor Lexi Nangoy.
Sementara itu, baik WKRI Stasi Ranting Belang maupun Ranting Stasi Nasaret, dalam rapat pleno III Wanita Katolik Cabang Santo Lukas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara beberapa waktu lalu, menawarkan kesediaan dan kerelaan untuk mensosialisasikan dan melatih keterampilan tersebut kepada anggota WKRI Ranting lain, bahkan umat Stasi dan umat Wilayah Rohani yang ada di Paroki Santo Lukas Ratahan.
Sebelumnya, dalam pertemuan Rapat Pleno tersebut, dirinya mengingatkan pentingnya membuat Rencana Anggaran Rumah Tangga (Rencana Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga), sesuai keadaan ekonomi keluarga masing-masing.
Selain itu WKRI diharapkan bisa menumbuhkan budaya menabung, pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman kebutuhan dapur dan kesehatan rumah tangga, dan sikap untuk tidak gampang menjual tanah.
“Sehubungan dengan masa Puasa/Prapaskah, WKRI hendaknya menjadi pelopor untuk semua Keluarga/Umat Katolik di Paroki Santo Lukas Ratahan, dalam menyuarakan mentalitas hidup sederhana, menghindari mentalitas pesta pora, dan kebiasaan setiap momen tidak lengkap kalau tidak “Goyang Leper,” termasuk bagaimana membedakan suasana suka dan duka,” pungkas Pastor Lexi Nangoy.
(Jenly Wenur)