Sangihe, BeritaManado.com-Sebanyak 52 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kampung Mendaku dan Kampung Bebalang mendapatakan bantuan Rumah Komunitas Adat Terpencil (RKAT) dari Kementrian Sosial (Kemensos) RI.
Hal ini dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial (Dinsos) Sangihe Deitje Sasue, Kamis (25/7/2019.
Dikatakan Sasue, jadi untuk Peletakan Batu dasar bantuan RKAT akan dilaksanakan setelah kegiatan Me’Daseng di Kampung Ngalipaeng Sabtu 27 Juli mendatang, rencananya akan dilaksanakan di Kampung Mendaku dan Kampung Bebalang.
“Untuk jumlah rumah di Kampung Mendaku sebanyak 16 KPM, kemudian untuk Kampung Bebalang sebanyak 36 KPM,” kata Sasue kepada sejumlah wartawan diruang kerjanya.
Dia menjelaskan, untuk bantuan RKAT ini merupakan bantuan langsung dari Kemensos RI.
“Ini merupakan program langsung dari Kemensos, sedangkan Dinsos Sangihe hanya sebagai pendamping, untuk pelaksana itu dari Dinsos Provinsi,” jelas Sasue.
Sementara untuk penentuan penerima kata dia, prosedurnya dari Dinsos Sangihe yang awalnya melakukan pemetaan sosial, hasil pemetaan sosial akan diusulkan ke Provinsi, setelah itu dari provinsi bersama-sama dengan Kemensos dan perguruan tinggi selaku tim ahli dituntut melaksanakan studi kelayakan.
“Jadi kita harus turun dilapangan untuk menentukan penjejakan studi kelayakan terhadap daerah yang telah kita usulkan sebelumnya. Setelah dilaksanakan studi kelayakan dilanjutkan dengan semi loka daerah, itu diseminarkan hal-hal yang sudah dilakukan oleh tim ahli. Karena akan dijelaskan setiap tahapan-tahapan yang sudah dilakukan, bahkan syarat yang telah ditentukan Kemensos,” bebernya.
Dia mengungkapkan, setelah melakukan semi loka daerah, akan dilanjutkan dengan semi loka nasional, dengan melengkapi setiap dokumen atau keterangan persyaratan yang menjadi syarat Kemensos.
“Disemi loka nasional akan kami paparkan setiap tahapan tadi yang yang kami lakukan mulai dengan pemetaan sosial,” ujarnya.
Sadangkan untuk penerima tambah dia, yang berhak menerima ini harus warga yang ada dalam basis data terpadu (BDT).
“Dilihat secara langsung keberadaan masyarakat, kemudian jumlah pendapatan mereka dalam sebulan serta kegiatan keseharian mereka seperti apa,” ketusnya.
(Christ)