Manado, BeritaManado.com – Memasuki tahun politik, Idul Fitri dapat menjadi momen silaturahmi dan saling memaafkan dengan komitmen tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dan tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
Pandangan ini disampaikan Denny Tewu kepada BeritaManado.com, Sabtu (16/6/2018), terkait silang pendapat yang saat ini banyak dilakukan para elit politik termasuk di sosial media.
“Sebagai bangsa Indonesia yang ramah dan terbuka tentu kita harus selalu bisa saling memaafkan sepanjang kita tetap dengan nilai-nilai Pancasila dan semangat bhineka tunggal ika,” ujar Denny Tewu.
Namun, Denny Tewu menilai bahwa jika isu-isu SARA terus dimainkan sebagai alat politik, tentu sebagai rakyat yang mencintai bangsanya, harus berani menegur dan mengatakan kebenaran.
“Kita tidak boleh lagi menghadapi mereka yang bertentangan dengan Pancasila baik dalam ucapan maupun tulisannya, dengan menyatakan semua baik-baik saja,” katanya.
Mantan Ketua Umum Partai Damai Sejahtera ini melihat, fitnah dan hoax akan terus terjadi sebagai perang politik.
“Sebaiknya semua pihak tidak terpancing karena bisa saja yang membuat itu dari pihak-pihak yang memang ingin mengacaukan situasi demokrasi Indonesia,” jelas Denny Tewu.
Bagi Denny Tewu, yang pernah mendapat penghargaan sebagai Pemimpin Politik Kristen dari salah satu media di Jakarta ini, saat Idul Fitri adalah saat yang baik untuk mengedepankan sikap toleransi tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang sudah tertanam sebagai sesama anak bangsa Indonesia.
Kesempatan Idul Fitri 1439 hijriah juga digunakan bapak tiga anak ini untuk bersilaturahmi dengan saudara-saudaranya di Sulawesi Utara sambil menyerap aspirasi masyarakat yang perlu diperjuangkannya di kemudian hari.
(Paul Moningka)
Manado, BeritaManado.com – Memasuki tahun politik, Idul Fitri dapat menjadi momen silaturahmi dan saling memaafkan dengan komitmen tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dan tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
Pandangan ini disampaikan Denny Tewu kepada BeritaManado.com, Sabtu (16/6/2018), terkait silang pendapat yang saat ini banyak dilakukan para elit politik termasuk di sosial media.
“Sebagai bangsa Indonesia yang ramah dan terbuka tentu kita harus selalu bisa saling memaafkan sepanjang kita tetap dengan nilai-nilai Pancasila dan semangat bhineka tunggal ika,” ujar Denny Tewu.
Namun, Denny Tewu menilai bahwa jika isu-isu SARA terus dimainkan sebagai alat politik, tentu sebagai rakyat yang mencintai bangsanya, harus berani menegur dan mengatakan kebenaran.
“Kita tidak boleh lagi menghadapi mereka yang bertentangan dengan Pancasila baik dalam ucapan maupun tulisannya, dengan menyatakan semua baik-baik saja,” katanya.
Mantan Ketua Umum Partai Damai Sejahtera ini melihat, fitnah dan hoax akan terus terjadi sebagai perang politik.
“Sebaiknya semua pihak tidak terpancing karena bisa saja yang membuat itu dari pihak-pihak yang memang ingin mengacaukan situasi demokrasi Indonesia,” jelas Denny Tewu.
Bagi Denny Tewu, yang pernah mendapat penghargaan sebagai Pemimpin Politik Kristen dari salah satu media di Jakarta ini, saat Idul Fitri adalah saat yang baik untuk mengedepankan sikap toleransi tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang sudah tertanam sebagai sesama anak bangsa Indonesia.
Kesempatan Idul Fitri 1439 hijriah juga digunakan bapak tiga anak ini untuk bersilaturahmi dengan saudara-saudaranya di Sulawesi Utara sambil menyerap aspirasi masyarakat yang perlu diperjuangkannya di kemudian hari.
(Paul Moningka)