Sangihe, BeritaManado.com — Berapa minggu belakangan, curah hujan cukup tinggi mengguyur hampir semua wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Diketahui dalam kurun waktu dua pekan terakhir, sudah terjadi 4 kali tanah longsor ringan disejumlah wilayah, dan tentu saja hal ini mulai membuat khawatir masyarakat di Kepulauan Sangihe.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Naha – Tahuna, Sujatno, menyatakan jika dalam prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Kabupaten Kepulauan Sangihe masih akan berlangsung hingga berapa hari kedepan, dan untuk 3 hari kedepan, akan ada perhitungan kembali, terkait prediksi perpanjangan status curah hujan.
“Jadi kesimpulan awalnya baru sampai 3 hari kedepan, dan nanti akan dilihat lagi, karna bisa saja curah hujan masih akan terjadi dalam waktu yang lebih lama, bahkan bisa saja intensitasnya bertambah,” ungkap Sujatno
Namun demikian, menurut dia angka curah hujan dalam dua hari kebelakang, masih dalam tanda aman meski memang sudah dipasang status waspada.
“Kemarin angkanya ada di 19 mm, sedangkan hari ini, ada diangka 14 mm. Jadi masih dibawah angka 20 mm, jauh dibawah kategori ekstrim yang diangka lebih dari 100 mm, namun saya tetap meminta masyarakat agar bisa lebih waspada dengan kondisi cuaca yang bisa berdampak pada kejadian yang tidak diinginkan,” himbaunya
Sementara itu, Kepala Badan Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Sangihe, Rivo Pudihang ketika dikonfirmasi, membeberkan adanya longsoran tanah dibeberapa tempat, yakni di desa Belengang, Kecamatan Manganitu sebanyak 3 kali dititik yang sama, juga di kampung Talawid kecamatan Kendahe.
“Hal itu sudah tertangani dengan baik.
Meski sempat menutup akses, melalui kerja sama dengan Balai Jalan Provinsi dan juga keterlibatan masyarakat, longsoran tersebut bisa cepat diatasi,” sebut Pudihang.
Menurut Pudihang, hal itu disebabkan oleh hujan yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, bahkan berdurasi hingga setengah hari.
Meski intensitasnya kecil, tapi karna terjadi dalam waktu yang lama, ditambah dengan faktor struktur tanah yang memang rawan diwilayah-wilayah tersebut, maka potensi tanah longsor, lumayan besar.
“Apalagi, untuk masyarakat yang tinggal dilereng-lereng bukit, atau yang berada dipesisir sungai.
Meski berdasarkan rilis BMKG angkanya belum terlalu besar, tapi sudah ada wilayah yang terdampak tanah longsor.
Jadi, akan lebih baik jika masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan sedini mungkin,” tandasnya
(Erick Sahabat)