Manado, BeritaManado.com — Angka penderita Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Sulut kian hari kian meningkat.
Sejumlah upaya dilakukan guna memutus hingga mengurangi angka penderita di tanah nyiur melambai.
Bahkan, desakan publik agar pemerintah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terus digaungkan.
Namun, legislator DPRD Sulut Fabian Kaloh punya pendapat lain. Anggota Komisi I ini menilai PSBB bukan sebagai solusi.
Langkah PSBB dipandang dapat sukses jika baik aparat maupun warga konsisten dengan rule atau aturan PSBB. Menurutnya, konsekuensi atas penetapan PSBB cukup besar. Baik konsekuensi hukum maupun finansial yang harus disiapkan oleh pemerintah.
“Kalau ada jaminan atas 2 hal tersebut, silahkan PSBB, tapi kalau 1 dari 2 hal tersebut tidak ada jaminan, lebih baik kita hidup normal lagi dengan patuh dan taat pada protokol kesehatan dan protap (prosedur tetap) COVID-19,” ungkap Fabian Kaloh.
Baginya, tak ada kepastian sampai kapan COVIS-19 bakal berakhir, begitu juga soal vaksin atau obat COVID-19 akan ditemukan.
“Apa 1 tahun, 2 tahun lagi? Kan semua belum tau. Terus apa kita akan stay at home (tinggal di rumah) selama 1, 2 tahun? Kalaupun pemerintah mampu mendanai akibat WFH (work from home), tapi apa warga bisa WFH? 1, 2 bulan saja banyak yang so nda kuat, banyak yang sudah bosan,” jelas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Adapun solusinya, Kaloh menegaskan bila new normal bisa dicoba.
“Karena itu hidup normal saja. COVID-19 telah mengajarkan kita untuk berpola hidup sehat, cuci tangan dengan sabun, pakai masker, jaga jarak,” pungkasnya.
Meski demikian, lanjutnya, COVID-19 telah mengajar untuk hidup hemat karena bisa hidup tanpa pesta-pesta.
“Kita diajar tidak merusak untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Dosa ekologi kita sudah cukup besar, mari hidup berdamai dengan Ibu Bumi, mencintai mahluk ciptaan Tuhan,” tutupnya.
(AnggawiryaMega)