Manado – Luar biasa pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sulut khususnya, karena hal itu menjadi daya tarik kunjungan atase pertahanan dari 28 negara sahabat di Pemprov Sulut.
Sebanyak 28 orang atase pertahanan negara-negara sahabat tersebut diterima Asisten Ekonomi dan Pembangunan Drs Sanny Parengkuan, MAP, Karo Pemerintahan dan Humas DR Jemmy Kumendong, M.SI dan Karo Sumber Daya Alam Dr, Frangky Manumpil diruang tamu Gubernur Sulut, Selasa (17/11/2015).
Daya tarik tersebut keluar dari Kolonel Shahid atase pertahanan dari Pakistan selaku koordinator tim setelah memperkenalkan rombongan yang ada.
“Dari semua rekan-rekan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Pak Sekprov Sulut melalui Pak Asisten dan Kepala Biro yang sudah menerima kami di kantor Gubernur ini, ujar Kolonel Shahid mengawali pertemuan tersebut.
Mengemuka bahkan terkesan mengejutkan dalam pertemuan itu atase pertahanan mempertanyakan kesiapan Pemprov Sulut dalam menghadapi Pilkada serentak 9 Desember 2015 mendatang.
Selain itu Shahid juga menanyakan bagaimana hubungan dengan Negara tetangga Philipina, populasi warga etnis Tiongkok sampai pada ekonomi maritim.
Dari beberapa pertanyaan tersebut, Parengkuan mengatakan, terkait dengan persiapan pilkada serentak sampai saat ini masih berjalan dalam suasana aman dan lancar, tidak ada gejolak-gejolak sosial yang menonjol.
“Hubungan Indonesia dengan Philipina hingga kini berjalan dengan baik, kedua pemerintahan negara bertetangga ini, selalu ada komunikasi intensif,” jelas Kumendong sembari menambahkan populasi warga etnis Tionghoa di Manado diakuinya sudah membaur dengan warga di Sulut.
Semenyara itu Manumpil menambahkan di era kepemimpinan Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang Sulut telah dipersiapkan untuk menjadi pintu gerbang Asia Pasifik karena mengandalkan ekonomi maritim (Blue Economic).
28 orang atase pertahanan negara-negara sahabat yaitu berasal dari Arab Saudi, Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Belanda, Canada, Polandia, Australia, Korea Selatan, China serta Atase pertahanan dari Negara-negara Asean. (***/rizath polii)
Manado – Luar biasa pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sulut khususnya, karena hal itu menjadi daya tarik kunjungan atase pertahanan dari 28 negara sahabat di Pemprov Sulut.
Sebanyak 28 orang atase pertahanan negara-negara sahabat tersebut diterima Asisten Ekonomi dan Pembangunan Drs Sanny Parengkuan, MAP, Karo Pemerintahan dan Humas DR Jemmy Kumendong, M.SI dan Karo Sumber Daya Alam Dr, Frangky Manumpil diruang tamu Gubernur Sulut, Selasa (17/11/2015).
Daya tarik tersebut keluar dari Kolonel Shahid atase pertahanan dari Pakistan selaku koordinator tim setelah memperkenalkan rombongan yang ada.
“Dari semua rekan-rekan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Pak Sekprov Sulut melalui Pak Asisten dan Kepala Biro yang sudah menerima kami di kantor Gubernur ini, ujar Kolonel Shahid mengawali pertemuan tersebut.
Mengemuka bahkan terkesan mengejutkan dalam pertemuan itu atase pertahanan mempertanyakan kesiapan Pemprov Sulut dalam menghadapi Pilkada serentak 9 Desember 2015 mendatang.
Selain itu Shahid juga menanyakan bagaimana hubungan dengan Negara tetangga Philipina, populasi warga etnis Tiongkok sampai pada ekonomi maritim.
Dari beberapa pertanyaan tersebut, Parengkuan mengatakan, terkait dengan persiapan pilkada serentak sampai saat ini masih berjalan dalam suasana aman dan lancar, tidak ada gejolak-gejolak sosial yang menonjol.
“Hubungan Indonesia dengan Philipina hingga kini berjalan dengan baik, kedua pemerintahan negara bertetangga ini, selalu ada komunikasi intensif,” jelas Kumendong sembari menambahkan populasi warga etnis Tionghoa di Manado diakuinya sudah membaur dengan warga di Sulut.
Semenyara itu Manumpil menambahkan di era kepemimpinan Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang Sulut telah dipersiapkan untuk menjadi pintu gerbang Asia Pasifik karena mengandalkan ekonomi maritim (Blue Economic).
28 orang atase pertahanan negara-negara sahabat yaitu berasal dari Arab Saudi, Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Belanda, Canada, Polandia, Australia, Korea Selatan, China serta Atase pertahanan dari Negara-negara Asean. (***/rizath polii)